"Indonesia masih punya modal penting dalam menghadapi penguatan dolar AS"
Jakarta (ANTARA News) -  Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengajak seluruh elemen masyarakat agar kompak mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan tidak saling menyalahkan.

"Depresiasi rupiah mulai berdampak pada industri yang menggunakan bahan baku impor, sehingga dibutuhkan kekompakan dan langkah nyata pada masyarakat Indonesia untuk mengatasi pelemahan rupiah," kata Bambang Soesatyo melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Bambang Soesatyo yang akrab dengan panggilan Bamsoet  bersama sejumlah anggota DPR RI, berada di Singapura menghadiri Sidang Umum ke-39 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).

Merujuk data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs tengah hingga Kamis 6 September 2018,  1USD sudah mencapai Rp14.927.

Ia mengingatkan semua pihak agar tidak mencari "kambing hitam" dengan menyalahkan pihak lain, tapi bersama-sama melakukan tindakan nyata mengatasi melemahnya nilai tukar rupiah.

"Indonesia masih punya modal penting dalam menghadapi penguatan dolar AS, yakni fundamental Indonesia yang cukup kuat dan kondisi politik yang stabil," katanya.

Politisi  Partai Golkar itu juga meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) segera menyiapkan langkah-langkah antisipatif serta menerapkan kebijakan untuk menguatkan kurs rupiah terhadap dolar AS. 

Bambang Soesatyo juga mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) membuat kebijakan yang dapat membantu pelaku usaha untuk mendapatkan bahan baku industri, baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan hasil produksi dan nilai ekspor. 

Pemerintah, kata dia, sebaiknya segera mengeksekusi rencana tentang pembatasan impor atas 900 jenis barang konsumsi, sehingga dapat menekan impor yang berefek pada necara pembayaran.  

"Pembatasan impor barang konsumsi akan mengurangi defisit neraca pembayaran yang menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS  dan berdampak negatif kepada pelaku usaha industri,” ulasnya.

Ia juga meminta pemerintah agar tidak mengabaikan keberadaan koperasi serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dengan membantu memudahkan memperoleh bahan baku dan suntikan modal.  

Dengan bantuan Pemerintah, kata dia, maka koperasi dan UMKM mampu bertahan dengan tetap berproduksi menggunakan bahan baku lokal dan meningkatkan kualitas hasil produksinya.

Baca juga: Kamis pagi, rupiah menguat Rp14.880

Baca juga: Darmin yakini kebijakan pemerintah bantu stabilkan rupiah

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018