Jakarta (ANTARA News) - BMW Group Indonesia menyatakan tidak mencemaskan kebijakan pengendalian impor mobil mewah yang diberlakukan pemerintah, karena merek mobil asal Jerman itu telah berinvestasi dan memiliki fasilitas perakitan di Indonesia sehingga tidak mengandalkan pasokan impor.

Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia, Jodie O'tania, mengatakan bahwa sebesar 80 persen penjualan BMW berasal dari model-model yang memang sudah dirakit di Indonesia, antara lain BMW X1, X3, X5, Seri 3, Seri 7, dan Seri 5.

Jumlah itu bertambah dengan hadirnya dua varian Mini Cooper Countryman rakitan Indonesia. Sebelumnya, model mobil ikonik itu didatangkan dari Born, Belanda.

"Soal pembatasan impor, pertama BMW sudah memulai perakitan sejak lama. Pada 2012 kami juga berinvestasi yang akhirnya bisa merakit semua kendaraan favorit di Indonesia, ada 6 model," kata Jodie O'tania di Sunter, Jakarta Utara, Kamis.

Baca juga: BMW Indonesia masih "kebal" terhadap penguatan dolar AS

"80 persen yang dijual di Indoensia merupakan rakitan lokal," katanya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan pengendalian impor mobil mewah guna menjaga kekuatan fundamental ekonomi Indonesia. Adapun kendaraan yang terdampak langsung adalah mobil bermesin di atas 3.000cc.

Menanggapi hal itu, Jodie mengatakan bahwa BMW memiliki strategi pada mesin yang efficient dynamics, yakni menawarkan performa bertenaga tinggi dengan konsumsi bahan bakar yang efisien dari mesin-mesin di bawah 3.000 cc.

Adapun salah satu mobil berkapasitas mesin di atas 3.000cc dari BMW adalah model M5 yang penjualannya tidak sebanyak model-model yang dirakit di Indonesia.

"Yang lebih dari 3.000cc adalah BMW M5...Ini untuk model khusus yang penjualannya juga hanya tertentu, tidak sebanyak model lainnya," pungkas dia.

Baca juga: Mini hadirkan dua Countryman rakitan lokal, harga lebih murah
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018