Sepertinya mereka adalah suporter yang tidak berhasil masuk ke dalam stadion karena tidak memiliki tiket masuk."
Bekasi (ANTARA News) - Personel Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota, Jawa Barat menembakkan sedikitnya sepuluh kali gas air mata dalam insiden kericuhan suporter Jakmania pada laga persahabatan Persija kontra Selangor FA, di Bekasi, Kamis malam.

Pertandingan berlangsung di Stadion Patriot Chandrabaga, Kota Bekasi diwarnai insiden terjadi sekitar pukul 21.00 WIB, saat pertandingan memasuki babak kedua.

Kericuhan terjadi saat puluhan pendukung berseragam Persija melempar puluhan batu ke arah atap stadion dari luar stadion di Jalan Guntur Raya, Kelurahan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

"Sepertinya mereka adalah suporter yang tidak berhasil masuk ke dalam stadion karena tidak memiliki tiket masuk," kata Kanit Binmas Polsek Bekasi Selatan Iptu Puji Astuti.

Lemparan batu tersebut berlangsung selama lebih dari 15 menit hingga berakhir pertandingan sepak bola.

Akibatnya, ribuan penonton pertandingan "tersandera" di area tribun karena tim kepolisian menahan keluar seluruh suporter melalui pintu selatan untuk menghindari korban akibat timpukan batu.

"Hujan" timpukan batu dirasakan cukup mengerikan bagi sebagian penonton di dalam tribun stadion, karena berulang kali membentur atap stadion yang terbuat dari seng.

"Saya tidak boleh keluar oleh petugas jaga pintu karena situasi belum aman. Saya ngeri juga kena timpukan batu," kata salah satu suporter Jakmania, Nia Rachmi (30).

Aksi lempar batu mulai reda saat ratusan personel kepolisian setempat menembakan sedikitnya sepuluh kali gas air mata ke arah Jalan Guntur Raya untuk membubarkan pelaku.

Usai terjadi kejar-kejaran antara polisi dengan sejumlah remaja pelempar batu di Jalan Guntur, petugas pintu pun mempersilakan para penonton untuk turun dari tribun dan keluar stadion.

Hingga berita ini dibuat, belum diketahui adanya korban dalam insiden tersebut, namun sejumlah remaja nampak diamankan polisi karena ulahnya melakukan kericuhan tersebut.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018