Jakarta (ANTARA News) - Pengelola investasi global asal Amerika Serikat Elliott Management telah memperbarui tekanannya pada Hyundai Motor Group dengan proposal restrukturisasi baru setelah memaksa perusahaan konglomerat asal Korea Selatan itu membatalkan rencana reformasinya sendiri pada bulan Mei.

Elliott juga mendesak Hyundai untuk membentuk komite untuk meninjau proposal dengan investor dan pakar lain, mengungkapkan frustrasi mereka pada apa yang disebut keheningan Hyundai terhadap upaya untuk membahas proposal baru.

Dilansir Reuters, Jumat, dorongan baru ini muncul di tengah meningkatnya pengawasan publik atas keluarga yang mengendalikan konglomerat besar di Korea Selatan menyusul skandal korupsi tahun lalu yang melibatkan Grup Samsung.

Dalam kemenangan langka bagi seorang aktivis pemegang saham di negara itu, Elliott dan pemegang saham lainnya membantu pada Mei untuk memaksa Hyundai, kelompok usaha terbesar kedua Korea Selatan, untuk membatalkan rencana restrukturisasinya sendiri, yang akan menyiapkan kelompok itu untuk beralih dari manajemen dari ayah ke anak.

"Kami mengungkapkan frustrasi kami karena keheningan dewan HMC terhadap upaya konsisten kami ... untuk berkomunikasi dan memajukan restrukturisasi dan proyek lainnya," kata Elliott dalam sepucuk surat yang dikirim ke Hyundai pada 14 Agustus. Ia merilis surat itu kepada publik pada Jumat.

Ia mengusulkan untuk membentuk komite untuk membahas restrukturisasi, pengembalian pemegang saham dan susunan dewan.

Hyundai menolak proposal untuk komite dengan dasar bahwa itu berpotensi melanggar "aturan pengungkapan yang adil, yang mencegah kami dari berbagi informasi rahasia material tentang perusahaan dan bisnisnya hanya kepada sebagian pemegang saham kami."

"Kami berharap untuk berbagi pemikiran kami tentang bagaimana meningkatkan nilai pemegang saham dengan semua pemegang saham kami pada waktunya," kata Hyundai dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

Berdasarkan proposal baru, miliarder Paul Singer meminta pembuat suku cadang mobil Hyundai Mobis Co untuk menjual bisnis layanan purnajualnya kepada Hyundai Motor Co, dan kemudian menggabungkan apa yang tersisa dari Mobis dengan logistik afiliasi Hyundai Glovis Co.

Kemudian mengusulkan pembelian saham Mobis-Glovis yang digabungkan di Hyundai Motor dari keluarga pengontrol dan afiliasi Kia Motors untuk mengencangkan cengkeramannya atas permata mahkota grup.

Berita itu membangkitkan ekspektasi investor bahwa restrukturisasi yang macet di Seoul dapat bangkit kembali, membuat saham di Hyundai Glovis 5,5 persen lebih tinggi dan Hyundai Mobis naik 2,4 persen. Saham Hyundai Motor turun 1 persen.

Rencana awal Hyundai adalah untuk merintis bisnis purna jual Hyundai Mobis yang menguntungkan dan menggabungkannya dengan Hyundai Glovis, yang pemegang saham utamanya adalah ketua Chung Mong-koo dan putra satu-satunya dan pewaris Chung Eui-sun.

Elliott memiliki sekitar 3,0 persen Hyundai Motor, 2,1 persen Kia Motors dan 2,6 persen Mobis.

Baca juga: Kisah "Kota Hyundai" yang bergulat dengan masa depan suram

Baca juga: Demi target penjualan, Hyundai dan Kia rilis SUV baru

Baca juga: Hyundai tambah fitur keselamatan pada Genesis G80
Penerjemah: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018