Jakarta (ANTARA News) - Volume penjualan emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam)  pada semester I-2018 tercatat 13.760 kg atau tumbuh sebesar 317 persen dibandingkan 3.298 kg pada periode yang sama tahun 2017.

Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo di Jakarta, Jumat menjelaskan peningkatan tersebut seiring dengan upaya Antam meningkatkan utilitas pengolahan pabrik pemurnian serta pengembangan pasar emas Antam baik domestik maupun ekspor

Pada semester I tahun 2018, total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai 1.041 kg atau naik 3 persen dibandingkan periode tahun 2017 sebesar 1.013 kg.

Antam mencatat komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan perusahaan dengan kontribusi sebesar Rp8,20 triliun atau 69 persen dari total penjualan bersih.

Sebagai upaya meningkatkan nilai tambah produk emas, pada April 2018, Antam melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia meluncurkan emas batangan Batik Indonesia Seri II.

Dengan hadirnya produk emas batangan Batik Indonesia Seri II, Antam optimistis inovasi ini akan meningkatkan minat masyarakat dalam berinvestasi emas melalui "collectible items".

Selain emas, penjualan feronikel sepanjang semester-I Tahun 2018 juga tercatat positif dengan kenaikan 90 persen menjadi 12.579 ton nikel dalam feronikel (TNi) dibandingkan periode sama tahun 2017 sebesar 6.634 TNi.

Pertumbuhan positif kinerja operasi dan penjualan komoditas utama Antam pada Semester-I ini terlihat pada volume produksi feronikel yang mencapai 12.811 TNi, atau naik 37 persen dibandingkan capaian produksi Semester I-2017 sebesar 9.327 TNi.

"Peningkatan performa produksi feronikel yang didukung dengan kestabilan operasional pabrik menempatkan Antam menjadi salah satu produsen feronikel global dengan biaya tunai operasi yang rendah di tengah volatilitas harga bahan bakar minyak dan batu bara internasional," kata Arie.

Arie menjelaskan penjualan feronikel tersebut merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih Antam, yakni menyumbang Rp2,47 triliun atau 21 persen dari total penjualan bersih semester I-2018.

Sepanjang semester I-2018, volume produksi bijih nikel tercatat sebesar 3,76 juta wet metric ton (wmt), atau naik sebesar 138 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 1,58 juta wmt.

Sedangkan volume penjualan bijih nikel tercatat sebesar 1,92 juta wmt, atau tumbuh signifikan sebesar 488 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 326 ribu wmt. Antam mencatatkan pendapatan dari bijih nikel sebesar Rp849 miliar atau tumbuh sebesar 456 persen.

Komoditas bauksit turut memberikan kontribusi positif pada dengan capaian produksi 416 ribu wmt, naik sebesar 102 persen dengan volume penjualan bauksit mencapai 256 ribu wmt atau naik sebesar 100 persen.

Perseroan mencatatkan pendapatan dari komoditas bauksit sebesar Rp126 miliar, meningkat signifikan sebesar 137 persen dibandingkan tahun 2017.

Baca juga: Pelemahan rupiah picu kenaikan penjualan emas Antam



 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018