Yogyakarta, (ANTARA News) - Tim putri Thailand mengawali kejuaraan basket pelajar Asia 2018 dengan kemenangan tipis 70-69 (33-32) atas Hong Kong China di GOR Among Rogo Yogyakarta, Minggu.
   
Hong Kong yang dimotori Yan Tung Ng sempat unggul sampai akhir kuarter pertama dengan skor 11-8, namun keunggulan tersebut tidak berlangsung lama karena Thailand mampu mengejar ketinggalan.
   
Pertarungan ketat dan saling kejar angka terjadi sejak awal kuarter kedua dan Thailand yang mengandalkan serangan dengan lemparan tiga angka mampu mempertahankan keunggulan.
   
Hong Kong sebenarnya berpeluang untuk memenangi pertandingan saat ketinggalan 67-70 pada detik-detik terakhir, namun kapten Tan Fung Ma hanya menambah dua angka melalui lay-up dan tidak memanfaatkan lemparan tiga angka yang bisa membuat pertandingan dilanjutkan melalui babai perpanjang waktu (overtime).
   
Sriharaksa Yada, kapten tim Thailand tampil sebagai topskor dengan menyumbang 23 angka sembilan rebound, disusul Sirisathaphornsap dengan 21 angka dan empat rebound.
   
Angka tertinggi untuk Hong Kong diraih oleh Sze Ki Tseung dengan mencetak 17 angka dan tiga rebound, disusul rekannya Yan Man Chan dengan 15 angka dan lima rebound.
   
Pelatih Thailand, Winothai Theparat usai pertandingan mengakui bahwa mereka sebenarnya bisa menang dengan skor lebih banyak jika pemain bisa bermain lebih tenang.
  
"Pemain masih ragu-ragu, mungkin karena ini pertandingan pertama dan belum menemukan irama permainan. Saya berharap nanti mereka bisa bermain lebih baik," kata Winothai.
   
Putra dan putri tuan rumah Indonesia akan bertanding menghadapi China pada pertandingan sesi sore.
   
Kejuaraan basket yang digelar setiap tiga tahun itu diikuti oleh empat negara, yaitu China, Hong Kong China, Thailand dan tuan rumah Indonesia.
  
Menurut Ketua Panitia Washinton Galingging, sebelumnya sepuluh negara sudah menyatakan keikutsertaan mereka dan bahkan China jauh-jauh hari sudah memesan tiket karena serius.
  
"Tapi beberapa negara satu persatu menyatakan mengungundurkan diri dengan berbagai alasan, mulai dari kegiatan kompetisi dalam negeri sampai kesulitan anggaran, hingga akhirnya hanya menyisakan empat negara," kata Washinton yang juga menjabat sebagai Asisten Deputi Bidang Pembibitan dan IPTEK Olahraga di Kemenpora itu.
****4*** (T.A032)
        
Baca juga: "Lady" Adelaide, andalan Indonesia di kejuaraan basket pelajar Asia
Baca juga: Tari Lawung Jajar Sambut Peserta Basket Pelajar Asia

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018