Jakarta  (ANTARA News) - Aktivis Masyarakat Kesejahteraan Satwa Indonesia (MKSI) mengapresiasi rencana Oriental Circus Indonesia (OCI) untuk mengakhiri penggunaan satwa dalam atraksi sirkus mereka mulai  2019. 

"Berakhirnya penggunaan satwa dalam atraksi sirkus merupakan pencapaian nyata dalam upaya memperjuangkan kesejahteraan satwa di Indonesia. Ini merupakan peristiwa luar biasa. Upaya untuk mengakhiri sirkus satwa telah diperjuangkan sejak beberapa tahun lalu," kata Pendiri Masyarakat Kesejahteraan Satwa Indonesia (MKSI), Marison Guciano, di Jakata, Senin.

Menurut Marison, MKSI selalu melakukan pemantauan dan mendokumentasikan atraksi satwa, melakukan demonstrasi dan kampanye di media sosial, meminta OCI untuk mengakhiri atraksi satwa karena merupakan bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap satwa. 

Sebelumnya, diberitakan oleh salah satu media online, Michael Sumampau dari Management OCI mengatakan, OCI mulai 2019 akan tampil dengan konsep baru, yaitu sirkus tanpa menggunakan satwa. Penghentian penggunaan satwa ini juga terkait dengan kebijakan Pemerintah.

Menurut Marison, upaya Pemerintah untuk mengakhiri penggunaan satwa dalam sirkus patut diapresiasi. "Terus terang kami cukup surprise. Kami tidak menyangka bisa secepat ini. Informasi yang kami terima, pertunjukan sirkus satwa OCI di Solo pada September tahun ini adalah pertunjukan terakhir mereka dengan menggunakan satwa," katanya.
 
Marison berharap, upaya mengakhiri atraksi satwa tidak hanya pada pengelola sirkus perjalanan seperti OCI, tapi juga yang ada di kebun binatang, termasuk taman safari. Ia juga berharap, semua atraksi satwa, termasuk sesi foto dengan satwa dan atraksi gajah tunggang dapat dihentikan. 

"Dalam catatan kami, lembaga konservasi yang masih menampilkan sesi foto dan atraksi satwa adalah Taman Safari Indonesia, Taman Impian Jaya Ancol, Wersut Seguni Indonesia, dan beberapa kebun binatang," katanya.

Menurut dia, kesadaran masyarakat yang meningkat terhadap hak-hak satwa adalah modal utama untuk mengakhiri segala bentuk kekejaman ini. 

Menurut Marison atraksi satwa dinilai kejam, karena dalam atraksi sirkus satwa dipaksa untuk mengikuti perintah sang pawang dengan dikendalikan oleh rasa takut, rasa sakit, dan rasa lapar. Dalam sirkus perjalanan, kata dia, penderitaan satwa semakin bertambah karena harus berpindah dari satu kota ke kota lain dengan jarak ratusan kilometer.

"Banyak satwa sirkus tertekan dan stres. Apalagi mereka dipaksa untuk berprilaku tidak alami, seperti bermain gitar, hula hup dan lain lain," tambahnya.

Oriental Circus Indonesia (OCI) dalam situsnya menyebut, bahwa OCI adalah kelompok sirkus yang pertama dan satu-satunya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

OCI yang didirikan sejak tahun 1967 pada awalnya menampilkan satwa harimau, singa, gajah, simpanse, dan aneka jenis burung, dalam setiap atraksinya. Kini, berdasarkan pemantauan MKSI, OCI masih menampilkan satwa gajah dan harimau dalam atraksi sirkusnya. 
 
Baca juga: Perusahaan sirkus bantah eksploitasi hewan
Baca juga: 50 satwa topeng monyet disita di Jabar



 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018