Program semacam ini sudah seharusnya diterapkan. Di era milenial seperti sekarang, masyarakat bisa membantu pemerintah mengentaskan permasalahan yang luput dari pantauan."
Jakarta (ANTARA News) - Program tim cepat tanggap yang dibuat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk merespon keluhan warga terkait isu kemanusiaan, pendidikan dan sosial patut dicontoh pemerintah daerah lainnya di Indonesia. 

Anggota Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin, mengatakan, program cepat tanggap semacam ini sudah seharusnya dilakukan pemerintah daerah agar permasalahan masyarakat kelas bawah dan menengah dapat segera mendapatkan penyelesaian. 

"Penggunaan teknologi dalam memberikan pelayanan sudah seharusnya diterapkan di seluruh Indonesia. Apa yang dimulai oleh Pak Ridwan Kamil bisa menjadi contoh nyata dalam pelayanan jemput bola," tuturnya.

Menurut Diah, penerapan teknologi akan membuat masyarakat semakin dekat dengan pelayanan pemerintah, sehingga mereka tidak lagi dirumitkan dengan birokrasi yang panjang. 

"Tapi pemerintah tetap harus memberikan dukungan kepada program semacam ini. Mengingat keterbatasan anggaran daerah yang masih berfokus pada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur," katanya. 

Politisi PDIP ini berharap program Tim Cepat Tanggap ini dapat diimplementasikan di seluruh daerah di Indonesia. 

"Program semacam ini sudah seharusnya diterapkan. Di era milenial seperti sekarang, masyarakat bisa membantu pemerintah mengentaskan permasalahan yang luput dari pantauan," ucap Diah. 

Sebelumnya, melalui laman Instagramnya, Ridwan Kamil mengabarkan akan merilis program Tim Cepat Tanggap. Tim ini nantinya akan menyelesaikan permasalahan terkait isu kemanusiaan, seperti rumah rubuh, kebencanaan, putus sekolah, kecelakaan, ditolak rumah sakit dan lain-lainnya. 

"Insya Allah negara hadir melindungi warganya di momen terdesaknya. Silakan follow akun @jabarquickresponse ini dan tag/dm ke sini jika butuh bantuan," tulis akun @ridwankamil.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018