Jember,   (ANTARA News) - Demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional, ricuh, bahkan nyaris bentrok antara aparat kepolisian dengan mahasiswa di Kantor DPRD dan Pemkab Jember, Jawa Timur, Senin.

 Bentrokan terjadi karena puluhan aktivis GMNI Jember memaksa masuk ke dalam Gedung DPRD Jember dan membakar selang air yang berada di sekitar lokasi, sehingga terjadi ketegangan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian yang berakhir ricuh.

 "Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi langsung kepada anggota dewan terkait dengan tingginya angka buta aksara di Jember, namun aspirasi kami dihalang-halangi oleh aparat kepolisian," kata Koordinator Aksi Ilham Fidauziar.  

 Menurutnya GMNI Jember mendesak Pemkab Jember berkomitmen menuntaskan permasalahan buta aksara dengan mengoptimalkan program yang telah direncanakan dan meminta transparansi alokasi anggaran tentang pengentasan buta aksara di Jember.

 "Dari data yang kami dapatkan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudataan tercatat jumlah usia produktif yang belum melek aksara tertinggi di Jember yakni sebanyak 164.346 jiwa," ujarnya.

 Bupati Jember Faida, lanjut dia, pernah menyampaikan kepada media bahwa sebanyak 2.000 ruang kelas di sekolah rusak parah dan ditargetkan separuhnya bisa diperbaiki pada tahun 2018, namun kondisi di lapangan yakni SDN Bintoro sudah tiga tahun menunggu anggaran pemerintah untuk perbaikan.

 "Kami juga meminta pemerintah membenahi sarana dan prasarana infrastruktur penunjang pendidikan seperti bangunan fisik, akses pendidikan, dan fasilitas penunjang lainnya," tuturnya.

GMNI Jember juga meminta pemerintah menuntaskan persoalan guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap secara beradab dan proporsional karena persoalan eksternal dan internal terkait dengan tingginya kasus buta aksara harus segera diselesaikan.

 Sementara di DPRD Jember, mahasiswa GMNI ditemui oleh Ketua Komisi D DPRD Jember Hafidi mengapresiasi tuntutan mahasiswa soal penuntasan kasus buta aksara di Kabupaten Jember karena komisinya juga memiliki harapan yang sama.

 "Kami juga sangat prihatin dengan kondisi tingginya angka buta aksara di Jember dan beberapa kali kami memanggil Dinas Pendidikan dalam rapat dengar pendapat, malah organisasi perangkat daerah (OPD) yang bersangkutan tidak hadir dengan berbagai alasan," ujarnya. 

Baca juga: Ketua DPP GMNI: empat pilar kebangsaan tak bisa ditawar
Baca juga: Presiden Jokowi hadiri Kongres III PA GMNI

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018