Ini adalah soal mental bertanding dan itulah akibatnya kalau kita tidak banyak mengikuti pertandingan dan uji coba,"
Yogyakarta,  (ANTARA News)  -  Tim basket putra tuan rumah Indonesia menyusul kegagalan rekan putri dan gagal mengatasi laju tim Gajah Putih Thailand dalam lanjutan kejuaraan basket pelajar Asia di GOR Among Rogo Yogyakarta,  Senin.
     
Meski memiliki postur seimbang dengan lawan,  tim asuhan pelatih Rifki Antolyon itu menyerah 52-68 (32-43).
     
Pada pertandingan sebelumnya,  putri Indonesia juga menyerah kepada Thailand dengan skor  58-76 (25-44).
     
Keunggulan utama Thailand adalah akurasi lemparan tiga angka,  terutama pada kuarter pertama yang membuat mereka langsung melaju dalam pengumpulan angka.
      
Di awal kuarter pertama, Thailand langsung melaju12-5 dan melanjutkan dominasi pada kuarter berikutnya melalui lemparan tiga angka  Suphakit Thitikhunrat yang kemudian tampil sebagai topskor dengan 15 angka.

Pada awal babak kedua,  Indonesia mampu mengimbangi permainan Thailand dan memperkecil  selisih ketinggalan saat skor 44-55,  namun kembali tercecer.
     
Efektifnya serangan Thailand,  baik melalui serangan dibawah jaring maupun melalui lemparan angka membuat Indonesia yang dimotori Neo Putu Satria tidak mampu lagi menahan laju Tim Gajah Putih itu.
      
Thailand pun dengan tidak banyak kesulitan menyudahi pertandingan dengan kenangan 68-52.  Neo tampil sebagai topskor Indonesia dengan 18 angka dan sembilan rebound,  disusul Refkha Djalu Pangestu dengan 13 angka.
    
"Ini adalah soal mental bertanding dan itulah akibatnya kalau kita tidak banyak mengikuti pertandingan dan uji coba,"  kata pelatih Rifki usai pertandingan.
     
"Bagaimana pun ini adalah tanggung jawab saya sebagai pelatih dan saya tidak mau menyalahkan pemain,  mereka sudah berbuat yang terbaik,"  katanya.
  
Pada pertandingan terakhir banyak penyisihan,  Selasa (11/9), baik putra maupun putri Indonesia akan menghadapi Hong Kong.
,
Baca juga: Putri Indonesia gagal robohkan tembok China

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018