"Terutama dalam meningkatkan harkat dan martabat wanita."
Yogyakarta, 11/9 (Antara) - Kongres Wanita Indonesia (Kowani) berharap Sidang Umum ke-35 ICW (International Council of Women) dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Yogyakarta 11-20 September 2018 menghasilkan keputusan kongkret untuk memberdayakan perempuan.

"Terutama dalam meningkatkan harkat dan martabat wanita," kata Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo dalam bincang-bincang dalam Program 30 Menit Saja di TVRI Yogyakarta, Selasa.

Pada acara yang dipandu oleh pembawa acara Aulia Rizki, hadir pula Ketua Panitia Pelaksana Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia Gatot Subagio.

Giwo menyebutkan bahwa pemberdayaan perempuan perlu ditingkatkan di berbagai bidang, apalagi pada era milenium dengan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan menjadi tantangan yang kian berat, terutama dalam pergeseran dan perubahan nilai.

Ia menyatakan masih banyak pekerjaan rumah dari berbagai persoalan perempuan yang mendesak untuk diatasi, seperti soal pelecehan seksual, kekerasan, pelanggaran hak atas perempuan dan anak, masalah kesehatan, dan akses dalam pendidikan.
     
Giwo mencontohkan dalam masalah kesehatan perempuan di Jawa saja masih banyak kematian perempuan saat ibu melahirkan.
   
"Rata-rata dalam satu jam, dua perempuan meninggal dunia saat melahirkan. Seharusnya ini tak perlu terjadi," katanya.

Untuk itulah, perempuan Indonesia perlu bersinergi, bekerja sama, dan membuat program bersama dengan perempuan internasional yang ada di ICW untuk mengatasi permasalahan perempuan.

Kowani telah menjadi anggota ICW dan berafiliasi dalam naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sehingga dapat berperan ke kancah internasional.
     
Ia menyebutkan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Sidang Umum ke-35 ICW merupakan kepercayaan internasional.
   
 Sidang Umum ICW 2018 ini juga memperingati 130 tahun pergerakan ICW sedangkan Temu Nasional Seribu Perempuan Indonesia menjadi momentum memperingati 90 tahun perjuangan perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa dalam rangka mewujudkan Indonesia Jaya.

                        Kearifan lokal

Sementara itu Gatot Subagio mengatakan Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia yang didukung penuh oleh Kementerian BUMN dan 35 BUMN merupakan momentum menunjukkan kearifan lokal yang ada di Yogyakarta ke dunia internasional.
   
 "Apalagi Yogyakarta memiliki sejarah dan destinasi wisata yang sangat menarik untuk diketahui oleh delegasi luar negeri," katanya.
     
Gatot yang juga Sekretaris Perusahaan PT Patra Jasa, delegasi dalam rangkaian acara akan mengunjungi 20 Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di sekitar kawasan wisata Candi Borobudur juga akan memperkenalkan berbagai program pemberdayaan ekonomi di perdesaan yang juga digerakkan oleh perempuan.
     
Giwo Rubianto Wiyogo menegaskan bahwa acara tersebut akan menghasilkan deklarasi perempuan sebagai Ibu Bangsa dan berbagai semangat perempuan dalam antikekerasan, antiradikalisme, dan antikorupsi.

 Gatot menambahkan deklarasi itu akan disampaikan secara resmi saat peserta melakukan kunjungan ke Balkondes pada 18-19 September 2018.
     
Gatot juga menyampaikan bahwa dijadwalkan Presiden Joko Widodo akan hadir dan memberikan sambutan pada upacara pembukaan acara pada 14 September 2018.
     
Rangkaian acara didahului dengan Pertemuan Dewan Direktur ICW pada 11-12 September 2018, Pembukaan Sidang Umum ke-35 ICW pada 13 September 2018, Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia pada 13-14 September 2018, Upacara Pembukaan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 September 2018, pelaksanaan sidang-sidang dalam Sidang Umum ke-35 pada 14-18 September 2018, berkunjung ke Balai Ekonomi Desa pada 18-19 September 2018 di sekitar kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, dan Pertemuan Dewan Direktur Baru ICW pada 20 September 2018.***4***
     

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018