Pelaku bisnis saat ini sudah mulai membuka diri untuk bersinergi dengan perguruan tinggi guna menghasilkan karya inovasi yang unggul dan bernilai ekonomi,
Jakarta, (ANTARA News) - Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi dasar penguatan daya saing bangsa dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia, kata Direktur Sistem Inovasi, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Dr Ir Ophirtus Sumulu.

Hal tersebut disampaikan pada Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat bidang Komunikasi (KNP2K) yang telah diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi, London School of Public Relations (LSPR) Jakarta dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Ophirtus menyampaikan empat transformasi menuju paradigma baru guna menguatkan daya saing bangsa, yakni ekonomi berbasis inovasi yang mengandalkan produk hasil inovasi dari anak bangsa dan alih teknologi.

"Yang kedua adalah membangun jaringan dan sinergitas antara penghasil dan pengguna iptek. Ketiga adalah insentif bagi penelitian dan pengembangan iptek dan inovasi yang dirancang dalam sistem instrumen yang terintegrasi," jelas dia.

Sedangkan transformasi yang keempat menurut Ophirtus adalah menerapkan kebijakan sistem inovasi, sebagai sebagai basis pengembangan dan penguatan daya saing bangsa.

Dia menekankan bahwa penelitian harus sejalan dengan kebutuhan pasar agar hasilnya dapat berdampak secara sosial budaya dan ekonomi.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Telkom Indonesia, Arif Prabowo mengatakan sinergi pemerintah dan dunia bisnis penting guna meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat agar menjadi karya terbaik yang dapat memenangkan pasar global.

"Pelaku bisnis saat ini sudah mulai membuka diri untuk bersinergi dengan perguruan tinggi guna menghasilkan karya inovasi yang unggul dan bernilai ekonomi," kata dia.

Menurut dia, inovasi yang dapat menembus pasar global harus terlebih dahulu menguasai pasar nasional dan regional mengingat Indonesia merupakan pasar yang terbesar di ASEAN.*

Baca juga: UNESCO sebut Indonesia perlu investasi iptek lebih besar

Baca juga: Menristekdikti serahkan penghargaan pemenang anugerah iptek

Pewarta: Libertina W. Ambari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018