Jakarta (ANTARA News) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah membantu memulangkan ke Tanah Air seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Supiah Taslim Ahmad yang menderita kanker.

Menurut keterangan tertulis KJRI Jeddah, Rabu, perempuan kelahiran 1965 itu dipulangkan karena menderita kanker payudara dalam dua tahun terakhir.

Dia mengaku telah 24 tahun bekerja pada satu keluarga Arab Saudi di Provinsi Jizan yang berjarak sekitar 700 kilometer dari KJRI Jeddah.

Kepada Tim Pelindungan KJRI yang berkunjung ke rumah majikannya, Supiah mengatakan bahwa dia telah beberapa kali menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum King Fahd, Jizan, dengan biaya dari majikan namun kondisinya tak kunjung membaik.

"Pertengahan Agustus kemarin, dia mengeluh sakit di dada, katanya ada benjolan. Dia akhirnya dibawa majikan ke rumah sakit. Rumah sakit akhirnya mengambil tindakan operasi untuk mengangkat kankernya," kata Safaat Ghofur, Pelaksana Fungsi Konsuler KJRI Jeddah.

Safaat mengatakan selepas operasi Supiah seharusnya menjalani tindakan medis lanjutan berupa kemoterapi di rumah sakit tersebut agar pengobatannya tuntas. Namun Supiah lebih memilih meninggalkan rumah sakit dan meminta segera dipulangkan agar bisa melanjutkan pengobatan di Tanah Air.

Kepada KJRI Jeddah, Supiah mengatakan bahwa selama bekerja dia mendapat perlakuan baik dari keluarga majikan yang menganggapnya seperti keluarga sendiri.

Tim Perlindungan WNI dari KJRI Jeddah saat mengunjungi Supiah juga diterima dengan baik oleh keluarga majikan.

Pada 8-9 September 2018, Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Mohamad Hery Saripudin kembali mengutus Tim Perlindungan untuk memeriksa kondisi Supiah guna memastikan kesiapannya pulang ke Tanah Air sekaligus meyelesaikan perlengkapan perjalanan yang diperlukan, antara lain surat izin keluar, informasi medis dan obat-obatan dari rumah sakit.

Karena kondisinya masih lemah, Supiah akan didampingi oleh seorang staf dari KJRI Jeddah saat pulang.

Konjen Hery juga mengimbau para TKI di Arab Saudi memanfaatkan cuti yang diberikan majikan untuk pulang menjenguk keluarga di kampung halaman.

"Jangan hanya karena merasa betah, senang, merasa tercukupi, terus lupa keluarga di kampung. Jangan menunggu tua dan sakit-sakitan, baru minta pulang. Ingat, bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri bersama keluarga," ujar dia.

Baca juga:
Derita Nuraini, TKI Ilegal yang terkena stroke di Jeddah
Kisah Qibtiyah, pekerja yang 28 tahun hilang kontak di Arab Saudi

 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018