Tokyo (ANTARA News) - Setelah Indonesia dan India, kini Malaysia ikut mendukung proposal penanganan perubahan iklim yang dikampanyekan secara gencar oleh Jepang dalam program yang disebut "Cool Earth 50", proyek yang bertujuan mengurangi emisi gas CO2 hingga 50 persen hingga tahun 2050. "Kesuksesan" itu diperoleh Jepang, setelah PM Shinzo Abe bertemu dengan PM Malaysia Abdullah Badawi di Kuala Lumpur, Jumat. Malaysia merupakan negara terakhir yang disambangi PM Abe setelah Indonesia dan India, demikian laporan Kyodo di Tokyo, Jumat. PM Abe melakukan kunjungan ke tiga negara itu sejak 19 Agustus dan akan berakhir 25 Agustus. Dua hari sebelum Abe mengumumkan perombakan kabinetnya. Dukungan untuk mengatasi perubahan iklim diperoleh Jepang dari Indonesia saat kedua negara pada 20 Agustus lalu bersamaan dengan ditandatanganinya perjanjian kerjasama ekonomi dalam kerangka Economic Partnership Agreement (EPA). Perjanjian itu ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Abe di Istana Negara, Jakarta. Sedangkan dengan India, kesepakatan tersebut diperoleh tanggal 22 Agustus, ketika mengadakan pertemuan dengan PM Manmohan Singh. Pertemuan itu juga menyepakati perlunya peningkatan kerja sama perdagangan bebas yang lebih nyata lagi di antara keduanya. Di India, Jepang juga mengumumkan secara terbuka dukunganya terhadap proyek-proyek infrastruktur dan industri India. Negara demokrasi terbesar di dunia itu saat ini merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang dramatis bersama China, sejalan dengan tekad keduanya untuk menjadi negara indusri maju di dunia. Cool Earth 50 merupakan agenda Jepang agar bisa membawa AS, China dan negara-negara penyumbang emisi gas besar di dunia untuk bertanggung jawab terhadap pemanasan global, termasuk India dan Indonesia. Khusus terhadap negara-negara berkembang, Negeri Sakura itu juga menyediakan bantuan dana agar bisa menjalankan industri secara sehat lingkungan. Dengan Malaysia sendiri , Jepang sudah memiliki perjanjian EPA dua tahun lalu (efektif setahun kemudian) dan meningkatkan dua kali lipat perdagangan bilateral. Sejak itu investasi Jepang juga membanjiri negeri tetangga Indonesia itu. Kali ini, Malaysia dan Jepang lebih memfokuskan diri pada kerja sama pembangunan keamanan internasional, khususnya di Selat Malaka dan memperkukuh kerja sama anti terorisme di kawasan Asia. Juga disepakati kegiatan yang mendorong terciptanya perdamaian dan penyelesaian konflik di Mindanao, Filipina, melalui seminar-seminar dan pelatihan bagi pegawai pemerintahan lokal. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007