Yogyakarta,  (ANTARA News) - Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta memberangkatkan tim medis ke Dili, Timor Leste untuk melakukan khitanan massal pada 15-16 September 2018, sebagai bentuk pengabdian internasional.

"Kegiatan itu merupakan kerja sama antara Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII), Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII, dan Yayasan An Nur Timor Leste," kata Wakil Dekan Sumber Daya Manusia Fakultas Kedokteran UII Erlina Marfianti di Yogyakarta, Kamis.

Pada pelepasan Tim Medis UII, Erlina mengatakan, tim medis yang beranggotakan 10 dokter itu akan menangani 184 warga di Dili, Timor Leste, yang sudah mendaftar untuk mengikuti khitanan massal.

"Dari 184 pendaftar, ada yang Muslim, mualaf, dan beragama non-Muslim. Kisaran usianya dari anak-anak sampai dewasa usia 35 tahun," kata dia.

Dia menjelaskan khitanan massal di Dili, Timor Leste itu sebagai pengabdian internasional. Rencananya, Fakultas Kedokteran UII akan mengajukan akreditasi internasional yang salah satu syaratnya melakukan pengabdian kepada masyarakat internasional.

"Saatnya Fakultas Kedokteran UII melakukan pengabdian internasionalnya dengan mengirimkan 10 dokter untuk melayani penduduk Dili. Melalui kegiatan itu, UII juga semakin nyata menjalankan kerja sama yang telah terjalin selama dua tahun dengan Yayasan An Nur," katanya.

Sepuluh dokter itu adalah Muhammad Kharisma selaku koordinator lapangan, Taufiq Nugroho, Moch Junaidy Herityanto, Guntur Surta Alam, Sani Rachman Soleman, Syifa Mahmud, Enggar Aziz Febian, Kiyato, Tri Wdjaja, dan Gilang.

Dosen FIAI UII Muzhoffar Akhwan mengatakan khitanan massal merupakan langkah awal UII yang membawa misi dakwah dan ukhuwah islamiyah. Khitanan massal itu tidak hanya diminati warga Muslim, tetapi juga penduduk non-Muslim yang berada di wilayah tersebut.

"Khitanan massal itu bisa menjadi langkah awal yang membawa misi dakwah dan ukhuwah islamiyah, yang sangat relevan dengan visi dan misi UII, yaitu sebagai universitas yang rahmatan lil alamin," katanya.

Muhammad Kharisma mengatakan tim dokter yang dikirim UII itu dokter-dokter yang sudah ahli dalam bidang tersebut.

Untuk pelaksanaan khitanan massal selama dua hari, nanti per harinya akan dibagi menjadi dua sesi yaitu pagi dan sore.

Pada tiap sesi, kata dia, satu dokter akan melakukan operasi untuk 4-5 pasien dengan durasi 20 sampai 30 menit per pasien. Dengan demikian, dalam waktu yang singkat 184 pasien khitanan massal bisa ditangani.

"Untuk perawatan setelah proses khitan, tim dokter UII sudah menjalin kerja sama dengan dokter yang berasal dari Timor Leste," katanya.*

 


Baca juga: Hari Anak Nasional, ACT gelar khitan massal buat anak-anak Rohingya di Bangladesh

 

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018