Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Kerja Sama Wanita (BKW) Sulawesi Selatan Farida Pelupessy mengatakan, masalah  kesehatan ibu dan anak menjadi agenda yang disuarakan dalam Temu Nasional 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia di Yogyakarta, 13-18 September.

"Angka kematian perempuan, khususnya ibu masih tinggi. Salah satu penyebab utamanya adalah kanker serviks (rahim), kami menyampaikan kepada teman-teman dari organisasi lain, bahwa pendidikan untuk menjaga kesehatan alat reproduksi harus selalu menjadi perhatian bersama," kata Farida saat ketika ditemui di sela temu nasional tersebut di Hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, Jumat.

Farida yang turut menjabat sebagai penasihat Ikatan Istri Dokter Indonesia cabang Sulawesi Selatan, menyampaikan, banyak ibu dan anak di wilahnya belum mendapat akses kesehatan memadai.

"Akses ke  kesehatan dapat dimulai dengan sosialisasi pentingnya pencegahan berbagai penyakit, misalnya menjaga kebersihan lingkungan dan memperhatikan asupan gizi," tambahnya.

Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyoroti kanker serviks masih menjadi musuh utama perempuan di tanah Celebes. Ppada 2015, sekitar 460 perempuan di Sulawesi Selatan menderita kanker rahim, sementara 317 wanita juga berjuang bertahan dari kanker payudara.

Di samping maslah kesehatan, Farida juga mengatakan, BKW yang terdiri dari banyak organisasi di Sulawesi Selatan, turut menyuarakan masalah ekonomi dan pendidikan.

"Untuk isu ekonomi, kami melihat penting bagi perempuan punya keterampilan, utamanya dalam berwirausaha. Tujuannya, agar semua perempuan, termasuk para ibu rumah tangga mandiri dalam hal finansial," tambahnya.

Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya Temu Nasional 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia yang diadakan serentak dengan Sidang Umum ke-35 Dewan Perempuan Internasional (ICW).

"Saya sempat mengikuti diskusi panel yang berisi lima perempuan dari jajaran direksi BUMN, di antaranya PT Pegadaian, Jasa Raharja, dan Telkom. Saya tergugah mendengar dan melihat paparan mereka, bangga sekali melihat perempuan muda dapat mengisi posisi strategis di BUMN," jelas Farida.
Perwakilan dari 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia tengah menghadiri acara diskusi panel di Aula Borobudur, Hotel Grand Inna, Yogyakarta, Jumat (14/9) (Genta Tenri Mawangi)


Tidak hanya mengomentari diskusi panel, Farida turut menyampaikan acara temu nasional jadi ajang bagi para perempuan berusia lanjut seperti dirinya untuk terus mengikuti perkembangan teknologi dan kemajuan zaman.

"Saya merasa ibu-ibu kurang paham dengan kemajuan teknologi, sementara nyaris semuanya serba digital tahun ini. Temu nasional ini jadi kesempatan baik bagi kami untuk belajar bagaimana mengikuti jalannya konferensi melalui smartphone (gawai)," terang Farida.

Temu Nasional 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia dan Sidang Umum ke-35 ICW diselenggarakan oleh Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) bekerja sama dengan Kementerian BUMN, dan didukung oleh 35 perusahaan plat merah, diantaranya BNI, Pegadaian, Angkasa Pura, Telkom Indonesia, dan LKBN Antara.

Baca juga: PWKI: Perempuan diharapkan terlibat pemberantasan korupsi
Baca juga: 'Role model' penting untuk memotivasi perempuan jalani pendidikan


***4***

(T. KR-GNT/

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2018