Bandung (ANTARA News) - PT Pindad (Persero) meluncurkan produk terbaru mesin Anjungan Minyak Goreng Hygienist Otomatis (AMH-o) di Kantor Pusat Pindad Gedung Kresna Bandung, yang dihadiri Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.


“Saya bangga sekali anak bangsa bisa memproduksi mesin ini. Saya harapkan semua bisa merasakan manfaat dari mesin ini, terutama soal higienitas produk minyak goreng,” kata Enggar di Bandung, Sabtu.


AMH-o merupakan hasil kerja sama BUMN antara PT Pindad (Persero) dengan PT Rekayasa Engineering (RE) yang merupakan anak perusahaan PT Rekayasa lndustri (Rekind) yang bergerak di bidang pelayanan engineering.


Kerja sama dalam rangka sinergi BUMN ini telah melahirkan mesin yang dirancang selain untuk menjaga higienitas minyak goreng eceran dan mereduksi pemakaian kantong plastik juga meningkatkan margin pedagang eceran.

 

Konsep desain awal AMH-o dibuat oleh RE dan disempurnakan oleh Pindad yang berpengalaman dalam membuat peralatan non militer melalui Direktorat Bisnis Industrial.

 

Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose menjelaskan AMH-O dibuat dalam rangka memenuhi Peraturan Menteri Perdagangan RI nomor 9/MDAG/PER/2/2016 yang mewajibkan peredaran minyak goreng curah menggunakan kantong Kemasan sederhana. 

 

Sistem kerja AMH-o adalah menyalurkan minyak goreng dalam jeriken ukuran 18 atau 25 liter sesuai dengan merek dagang Produsen ke kantong kemasan dalam beberapa takaran mulai dari 250, 500 sampai 1.000 ml, melalui filling oil system yang terdiri dari pompa, pipa flexible, katup solenoid dan flow meter. 

 

Abraham menegaskan, seluruh komponen dalam AMH-o telah memenuhi standard food grade.

 

“Pengoperasian AMH-o dikendalikan oleh sebuah microcomputer guna memastikan akurasi pengukuran. Microcomputer yang tertanam pada AMH-o merupakan sebuah papan layar elektronik yang dilengkapi beberapa tombol yang mudah untuk dioperasikan (user friendly),” paparnya.

 

Selain itu, AMH-o juga dilengkapi dengan modul GPS yang dapat membantu produsen minyak goreng untuk memonitor lokasi unit AMH-o dan volume penjualan minyak goreng, baik secara harian, mingguan atau bulanan.

 

Abraham menambahka, harga jual mesin ini akan lebih murah dari mesin yang diimpor dari India.

 

“Kalau yang dari India itu sekitar Rp15 juta. Kalau kita ya sekitar setengahnya dengan biaya produksi 70 persen,” ungkap Abraham.

Baca juga: Kementerian Perdagangan jaga stabilitas harga kebutuhan pokok

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018