Kami menggunakan judul Indahnya Amboina karena lagu-lagu di album ini menggambarkan Kota Ambon ..."
Ambon (ANTARA News) - Kelompok musik indie beraliran reggae asal Kota Ambon, Amboina Bananas meluncurkan album perdana mereka "Indahnya Amboina", setelah dua tahun disibukan dengan berbagai pertunjukan dan konser, Sabtu.

Diawaki oleh Dalenz Utra (vokal utama dan gitar), Rico Hiariej (gitar dan vokal), Ian Pattiasina (bass) dan Celo Quezon (drum dan vokal), grup band Amboina Bananas yang terbentuk pada 2016, akhirnya merilis album untuk menghibur para penggemar mereka.

Berdialek Melayu Ambon, album Indahnya Amboina cukup unik karena menampilkan beragam tema dan isu dalam lagu-lagu yang disajikan, mulai dari romansa ala muda-mudi di Maluku, ciri hidup masyarakat lokal, perdamaian hingga kampanye menjaga lingkungan.

Lagu berjudul "Kalesang Teluk Ambon" misalnya, liriknya berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan Teluk Ambon.

"Akhirnya rilis juga setelah sekian lama kami sibuk terus. Agak `ngebut` sehingga albumnya bisa diluncurkan hari ini," kata Celo yang ditemui di sela-sela peluncuran album Indahnya Amboina di D`Lekker Cafe and Resto.


Baca juga: Bekraf canangkan Ambon kota musik dunia
Baca juga: Ambon kota musik!

Berisi 10 lagu, di antaranya "Indahnya Amboina", "Honey Kabualang", "Dua Kata" (Danke Banya), "Gunung Nona", "Terpendam", "Jang Parsis Karaka Dalam Kamboti", "Senja Di Boulevard" dan "5&9 Satu Parau", debut album Amboina Bananas terbilang menarik dengan lirik-lirik yang "menggelitik" pada beberapa tembang bernuansa romansa.

Menurut Celo, awalnya ia dan teman-teman tak ada rencana untuk membuat album, tapi karena melihat banyaknya permintaan dari penikmat musik Amboina Bananas, seluruh personil kemudian sepakat untuk menerbitkan debut album.

Diproduksi secara indie dengan menggandeng rapper Mark MC dari Molukka Hip-Hop Community (MHC) untuk proses mixing dan mastering dan Nugie Jokil sebagai backing vocal, penggarapan album Indahnya Amboina tidak memakan waktu yang lama.

Kendati tak begitu lama, Celo menyatakan ia dan teman-teman sangat memperhatikan setiap detail dalam proses pengerjaan lagu untuk album mereka.

Beberapa lagu bahkan harus direkam berulang-ulang hingga mendapatkan hasil yang memuaskan.

"Kita sebenarnya sudah punya 15 lagu, yang bikin prosesnya agak lama adalah kita detail banget saat perekaman, kita juga kebanyakan mikir dan berdebat lagu-lagu apa saja yang harus dimasukan ke album, kemudian ada satu lagu yang kita pikir terlalu pop jadi digubah lagi," ujarnya sambil tertawa.

Senada dengan Celo, Dalenz sang vokalis berharap album Indahnya Amboina bisa diterima dan dinikmati oleh pecinta musik di Maluku, juga semakin menyemarakan industri musik lokal.

"Kami menggunakan judul Indahnya Amboina karena lagu-lagu di album ini menggambarkan Kota Ambon, yang seharusnya di masa sebelum konflik anak-anak mudanya yang cinta damai dan kebersihan. Semoga album kami ini bisa diterima oleh semua orang," katanya.

Baca juga: Disparbud Ambon tingkatkan kapasitas pelaku industri musik

Amboina Bananas merupakan kelompok musik indie yang aktif menyuarakan penyelamatan lingkungan dalam setiap penampilan mereka. Meski terbilang belum lama terbentuk, para personilnya bukanlah orang baru dalam industri musik Kota Ambon. Mereka sebelumnya pernah bergabung dengan kelompok musik berbeda-beda.

Dalenz misalnya, ia tercatat pernah menjadi personil D`EmbalZ selama lebih dari enam tahun, kemudian hengkang dan bersolo karier.

Begitu juga dengan Celo, sebelum akhirnya ikut membentuk "Amboina Bananas", ia pernah bergabung dengan grup band "Par-C" yang juga diawaki oleh Igo Idol, lalu pindah ke grup band "Guheba" dan beberapa kali tampil dalam perhelatan musik dan kebudayaan di luar negeri. 

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018