Yogyakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden petahana Dewan Perempuan Internasional (ICW) asal Malta Doris Bingley mengatakan pemerataan pendidikan menjadi tantangan terbesar dalam upaya pemberdayaan perempuan di seluruh dunia.
    "Tantangan terbesar adalah pemerataan pendidikan bagi perempuan. Pendidikan sangat penting bagi mereka dan kehidupan yang terus berjalan membuat mereka harus terus belajar," kata Doris kepada Antara di sela-sela Sidang Umum ICW di Hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, Sabtu.
    Menurut Doris, perempuan harus terus meningkatkan kemampuan dan pendidikan agar tidak menjadi korban ketidakadilan "gender".
    Doris menjelaskan ketika penyampaian programnya sebagai wapres ICW berikutnya, pada saat ini perempuan dapat menggunakan banyak fasilitas untuk belajar dan meningkatkan kapasitas terutama menggunakan gawai dan teknologi yang sudah jauh lebih murah dan efisien.
    Oleh karena itu, pendidikan penggunaan teknologi bagi perempuan di negara-negara terbelakang diperlukan untuk mengembangkan kapasitas kaum perempuan, ujar Doris yang juga menjabat sebagai Kepala Federasi Perempuan Negara-Negara Persemakmuran di Eropa.
    Selain itu, kebijakan pemerintah di masing-masing negara untuk melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan dalam kenegaraan juga menjadi hal yang penting diciptakan.
    "Dengan begitu, suatu negara dapat memahami persoalan yang dihadapi perempuan. Sehingga keterwakilan perempuan dapat lebih seimbang," kata Doris.
    Doris telah menjabat sebagai Wakil Presiden ICW selama tiga tahun.
    Dalam sidang umum ICW kali ini, dia kembali mengajukan diri sebagai kandidat Wapres ICW untuk tiga tahun kedepan.
    Sebanyak tujuh kandidat yang maju sebagai calon wapres ICW adalah Linda L C Liu dari Taiwan, Doris Bingley asal Malta, Jamal Hermes Ghibril dari Lebanon, Fatma Fatos Inal dari Turki, Giwo Rubianto Wiyogo dari Indonesia, Monthip Sriratna Tabucanon asal Thailand, dan Pushpa Hedge dari India.
    Dari tujuh kandidat itu, akan dipilih lima Wapres untuk anggota Dewan ICW.
    Doris berharap pemilihan akan menghasilkan para wakil presiden yang semakin dapat mengeratkan komunikasi antar organisasi perempuan global.
    "Terutama adanya bonus demografik global pada periode kedepan yang juga harus dirangkul. Urusan pemberdayaan dan perlindungan perempuan tidak pernah berakhir, ICW masih memiliki banyak persoalan untuk diselesaikan," ujar Doris.
    Rangkaian Sidang Umum ICW berlangsung pada 13-19 September 2018 di Yogyakarta.
    Selain pemilihan Wapres, Sidang Umum tersebut juga akan memilih sejumlah koordinator pengurus ICW. 

(T.B019/

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2018