Bandung (ANTARA News) - Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum membubarkan Tim Optimasi dan Sinkronisasi (TOS) Jabar Juara yang dibentuk tanggal 26 Juli 2018, di Gedung Negara Pakuan Bandung, Sabtu.

Tim yang diketuai oleh Erry Riyana Hardjapamekas tersebut didukung oleh 31 kelompok kerja dengan 565 anggota yang di antaranya terdiri atas 133 doktor dan 10 profesor dengan telah menyelenggarakan 200 kali rapat.

TOS juga menyerap 5.500 aspirasi online, merumuskan 742 program, merekomendasikan 24 program quick wins pada tahun 2018 dan 94 quick wins pada tahun 2019.

"Ini sangat luar biasa, menandakan kami dipilih secara demokratis, memulai proses perencanaan masa depan 5 tahun Jabar juga dengan demokratis dan akan diawasi secara demokratis juga," kata Gubernur Emil.

Setelah dibubarkan dan telah menerima buku Prolog Jabar Juara Lahir Batin setebal 1.000 halaman lebih, Emil meminta tidak ada lagi yang mengatasnamakan TOS melainkan kembali menjadi masyarakat yang mengawal dengan cara yang baik.

"Tim ini sekarang telah kami bubarkan, jadi tidak boleh ada lagi yang mengatasnamakan TOS tapi kembali jadi masyarakat yang mengawal kami," ujarnya.

Selanjutnya, tugas berikutnya kini ada di tangan Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa untuk menerjemahkan ke-742 program ke dalam bahasa birokrasi dan bahasa program. Hasilnya akan menjadi bahan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jabar yang akan disosialisasikan kepada anggota dewan.

"Sehingga, saya dan Pak Uu bisa memulai selama 5 tahun ini penuh dengan program-program sesuai janji politik dan visi-misi kami," kata Emil.

Ia berharap masyarakat terus mengawal janji dan komitmennya yang nanti akan terpampang di website.

"Cara ini bisa menjadi contoh bahwa di Jabar sangat dirangkul semua pihak untuk terlibat, mudah-mudahan Jabar di ujung 5 tahun menjadi provinsi terbaik se-Indonesia," kata Emil.

Untuk program 100 hari ke depan, ada 24 program dari pasangan Emil dan Uu yang akan dikerjakan. Di antaranya yang akan segera diluncurkan yaitu Jabar Quick Response, mempersiapkan 1 desa 1 perusahaan, program layak rawat, layanan publik berbasis smart city.

"Kita sudah mulai untuk 100 hari ke depan, jadi jumlahnya ada 24 program yang akan kita rilis satu-persatu," ujar Emil.

Sementara itu, Ketua TOS Jabar Juara Erry Riyana Hardjapamekas mengungkapkan, TOS dibentuk sebagai salah satu upaya mendorong partisipasi publik untuk turut memberi masukan dan usulan pembangunan di Jawa Barat.

"Ini merupakan salah satu upaya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadikan publik dan warga sebagai subjek pembangunan yang turut terlibat dalam menentukan arah pembangunan dengan memberikan gagasan dan saran-saran pembangunan," kata Erry.

Dokumen rekomendasi berupa buku prolog yang diserahkan nantinya dapat digunakan oleh gubernur berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan pembangunan di Jabar. Rekomendasinya dapat dimasukkan ke dalam RKPD dan RPJMD Jabar.

Erry mengatakan, pembubaran TOS untuk menegaskan peran penting gubernur untuk memperkuat birokrasi dalam mempercepat pembangunan. Namun, menurutnya, jika Gubernur Ridwan Kamil merasa perlu mendapatkan masukan dari para pakar dan akademisi yang tergabung dalam TOS, gubernur dapat membentuk forum atau tim yang membantu gubernur dan wakil gubernur dalam melaksanakan percepatan pembangunan.

Salah satu rekomendasi penting lain yang disampaikan oleh TOS kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil terkait kemudahan investasi dan perlunya kepastian hukum yang menghadirkan kepastian usaha bagi para investor yang akan berinvestasi di Jabar.


Baca juga: Ridwan Kamil bentuk grup Whatsapp untuk koordinasi

Baca juga: Ridwan Kamil: Jabar jangan jadi "keset" politik

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018