Jakarta (ANTARA News) - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ustadz Yusuf Muhammad Martak mengatakan, ijtimak ulama II akan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno,  dengan keharusan menandatangani pakta integritas yang dihasilkan dalam sidang ijtimak II tersebut.

"Ijtimak ini rangkaiannya adalah penandatanganan pakta integritas, apabila pakta integritas ditandatangani berarti ada keseriusan Bapak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan menjalankan komitmennya semua yang di rekomendasikan melalui pakta integritas yang disampaikan oleh ijtima ulama, tatkala itu akan di tandatangani maka otomatis dukungan akan diberikan ke Bapak Prabowo," katanya dalam konferensi pers awal di sela-sela ijtimak ulama II yang digelar di Jakarta, Minggu.

Yusuf menyampaikan terdapat sejumlah poin dalam pakta integritas yang disodorkan kepada pasangan calon Prabowo dan Sandiaga, dan tidak ada satupun poin terkait dengan posisi GNPF.

"Pakta integritas yang disampaikan yang intinya dari GNPF tidak ada usulan atau memohon jabatan apapun, kita berbuat tanpa pamrih, tanpa bergaining, kita berbuat untuk bangsa dan negara dan demi keselamatan umat Islam di Indonesia jangan sampai merasakan ketidakadilan, kita butuh keadilan yang sama, yang equal, baik kepada umat Islam maupun agama-agama lain," katanya.

Rencananya pasangan Prabowo - Sandiaga Uno akan datang ke ijtima ulama II pada siang hari, sesuai kesepakatan, katanya.

Ia menyampaikan, seluruh langkah-langkah yang diambil GNPF dan Ijtima Ulama telah dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan Habib Rizieq Syihab di Mekah, Arab Saudi.

Sementara itu, Yusuf mengatakan, dukungan ke Prabowo - Sandiaga tidak bertentangan dengan ijtimak uIama yang merekomendasikan Salim Segaf Al Jufri dan Ustad Abdul Somad sebagai calon wakil presiden.

Menurut dia, pada Ijtima Ulama I menginginkan pergantian presiden dalam pemilu 2019. "Ijtimak Ulama II saya kira tetap konsisten," katanya.

Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018