Pertama adalah berkaitan dengan geografis. Itu terjadi di daerah Papua dan sebagian di luar Jawa,
Surabaya (ANTARA News) - Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menyatakan ada empat faktor penyebab melencengnya capaian imunisasi penyakit campak/measles rubella atau MR yang baru terealisasi 43 persen dari target 95 persen.

"Pertama adalah berkaitan dengan geografis. Itu terjadi di daerah Papua dan sebagian di luar Jawa," kata Anung saat ditemui di Poltekkes Kemenkes Surabaya, Jawa Timur, Senin.

Kedua, berkaitan dengan keamanan bagi petugas yang melaksanakan imunisasi penyakit campak/measles rubella. Terkait kerawanan keamanan ini menurutnya terjadi juga di Papua dan di sebagian kecil wilayah di Aceh.

"Ketiga, karena adanya masalah penerimaan dari masyarakat sehubungan dengan pemberitahuan atau informasi berkenaan dengan kehalalan sebuah vaksin," ujarnya.

Kemudian yang terakhir, faktornya berkaitan dengan penerimaan setelah Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa nomor 33 tahun 2018 yang menyatakan, Vaksin MR Produk SII, adalah haram.

Meski begitu, Anang enggan berkomentar terlalu jauh terkait melencengnya target yang sudah ditentukan.

"Besok saja, besok pagi baru kami lakukan rapat terbatas," ujar Anung.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Heri Santoso menyatakan pelaksanaan imunisasi campak/measles rubella di wilayahnya sudah selesai dilakukan dan saat ini giliran di luar Jawa.

"Sementara imunisasi Ori Difteri masih berlangsung dan sudah 97 persen. Kita akan lakukan sampai tuntas dan ada putaran ketiga di bulan November. Kami sudah tahu jumlahnya jadi akan lebih siap," ujarnya.

Target capaian imunisasi penyakit campak/measles rubella atau MR belum tercapai. Hingga kini, baru sekitar 42,98 persen dari 32 juta anak yang harus diberi vaksin dan menerima vaksinasi. Sementara target pemerintah sendiri adalah setidaknya 95 persen anak menerima vaksinasi pada akhir September.


Baca juga: 100 anak Riau cacat akibat sindrom rubella
Baca juga: Dokter: penggunaan vaksin MR cegah cacat lahir

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018