Neraca perdagangan Indonesia yang defisit turut menjadi katalis negatif bagi rupiah pada awal pekan ini
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar 70 poin menjadi Rp14.871 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.801 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa dolar AS bertahan dalam area penguatan terhadap sejumlah mata uang utama dunia, termasuk rupiah pada awal pekan ini.

"Investor hati-hati menunggu berita tentang kebijakan dagang AS yang menerapkan tarif impor kepada Tiongkok," katanya.

Ia mengemukakan pasar sedang menanti kepastian waktu dan besaran mengenai kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada impor Tiongkok.

Ia menambahkan outlook kenaikan suku bunga Amerika Serikat menambah sentimen positif bagi mata uang dolar AS.

Sedianya, The Fed akan menyelenggarakan rapat Komite Pasar Terbuka The Fed (FOMC) pada 25-26 September 2018.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan neraca perdagangan Indonesia yang defisit turut menjadi katalis negatif bagi rupiah pada awal pekan ini.

"Data neraca perdagangan Indonesia pada Agustus mengalami defisit, meski lebih rendah dibanding bulan sebelumnya," katanya.

Badan Pusat Statistik mencatat defisit neraca perdagangan Indonesia pada Agustus mengalami defisit sebesar 1,02 miliar dolar AS atau lebih rendah jika dibandingkan Juli sebesar 2,01 miliar dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.859 dibanding sebelumnya Jumat (14/9) di posisi Rp14.835 per dolar AS.

Baca juga: BI sebut rupiah tertekan karena ekspektasi defisit perdagangan meleset
Baca juga: BPS: Neraca perdagangan Agustus defisit 1,02 miliar dolar

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018