"...sehingga nanti Pupuk Kaltim tidak hanya (produksi) pupuk tapi menjadi petrochemical and fertilizer industry"
Bontang (ANTARA News) - Di luar kebiasaan, Menteri BUMN Rini Soemarno, tiba-tiba minta waktu kepada tuan rumah untuk berbicara.

"Boleh ya saya bicara. Kan saya susah sekali ke sini, ga pernah ketemu," ujarnya di sela-sela peninjauan persiapan ekspor urea PT Pupuk Kaltim (Kalimantan Timur) di Bontang, Kalimantan Timur, Selasa.

Hal itu diungkapkannya secara spontan, setelah menekan tombol tanda peresmian persiapan ekspor 20 ribu ton pupuk urea ke Filipina, yang didampingi Dirut PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dan Dirut Pupuk Kaltim Bakir Pasaman.

Menteri BUMN itu mengatakan ingin mengungkapkan langsung terima kasihnya kepada karyawan dan manajemen Pupuk Kaltim yang memberi kontribusi ekspor pupuk urea terbesar dalam grup PT Pupuk Indonesia.

"Kedatangan saya ke sini untuk mengekspresikan, saya sangat bangga dengan seluruh manajemen PT Pupuk Kaltim , dan tentunya juga PT Pupuk Indonesia yang dipimpin Pak Aas," ujarnya.
 
Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah) di dampingi Dirut PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat (kedua kanan) dan Dirut PT Pupuk Kaltim Bakir Pasaman berpose di atas Kapal Phuong Dong yang mengangkut ekspor urea ke Filipina, di Bontang, Kaltim, Selasa. (Risbiani Fardaniah)

Menurut dia, Pupuk Kaltim - yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia - telah memberi kontribusi yang besar tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga ekspor yang efisien untuk menambah devisa negara.

"Pupuk Kaltim ini merupakan pabrik pupuk yang tidak hanya terbesar di Indonesia, tapi juga Asia Tenggara," ujar Rini.

Selain itu, dengan kapasitas produksi yang besar dan letak yang strategis di pinggir laut, ekspor urea dari BUMN tersebut menjadi lebih efisien, terutama untuk menjangkau negara-negara di Asia Tenggara.

"Saya menyadari betul Pupuk Kaltim banyak sekali perubahannya," ujar mantan Menperindag itu.

Oleh karena itu, ia menyatakan dukungan penuh pada rencana BUMN pupuk itu untuk membangun pabrik metanol di Bontang.
 
Menteri BUMN Rini Soemarno ketika menaiki tangga Kapal Phuong Dong yang mengangkut ekspor urea ke Filipina, di Bontang, Kaltim, Selasa. (Risbiani Fardaniah)


"Saya dukung sepenuhnya. Cuma katanya tidak ada lahan, jadi tolong reklamasi lahannya dipercepat, sehingga nanti Pupuk Kaltim tidak hanya (produksi) pupuk tapi menjadi petrochemical and fertilizer industry, " ujarnya.

Baca juga: Perkuat rupiah, Pupuk Indonesia bidik ekspor Rp8,31 triliun 2018

Baca juga: Pupuk Indonesia jamin stok aman saat musim tanam

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018