Jakarta, (ANTARA News) - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan penerbitan obligasi pada 2018 mencapai Rp140 triliun atau turun 13,04 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp161,36 triliun.

"Potensi kenaikan suku bunga menjadi salah satu faktor beberapa emiten menunda penebitan oblligasi," ujar Presiden Direktur Pefindo, Salyadi Syahputra di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan naiknya suku bunga akan membuat kupon obligasi yang ditawarkan kepada investor menjadi meningkat sehingga menambah beban biaya penerbit.

"Dari awal tahun saja, rata-rata kenaikan bunga obligasi mencapai 1,5 persen hingga 2 persen," paparnya.

Sepanjang tahun ini, lanjut dia, total nilai emisi obligasi yang telah diterbitkan mencapai Rp100 triliun. Saat ini, Pefindo memegang mandat pemeringkatan efek bersifat utang yang akan terbit sekitar Rp30 triliun hingga Rp40 triliun.

"Jadi sampai akhir tahun diperkirakan mencapai Rp140 triliun. Kita perkirakan tahun ini tidak bisa lebih tinggi dari tahun lalu," katanya.

Menurut Salyadi Syahputra, penerbitan obligasi di sisa tahun ini akan didominasi oleh perusahaan dengan peringkat di atas level idA (single A).

Baca juga: Kemenkeu: penerbitan obligasi valas tunggu waktu tepat

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018