Jakarta (ANTARA News) - Menyukai gim online sejak duduk di bangku SMP, Kimberly alias Kimi Hime akhirnya bisa mewujudkan mimpinya untuk hidup dari dunia gim.

Semenjak awal 2018, Kimi Hime yang awalnya hanya bermain gim di waktu senggang kini bisa menikmatinya sepanjang waktu semenjak jadi seorang YouTuber.

Saat masih sekolah, ia harus memprioritaskan pendidikan sebelum bisa bermain gim. Setelah lulus, dia menyempatkan diri mencari uang sembari bermain gim. Akhirnya kini dia bisa mencari uang lewat bermain gim.

Setiap hari ada unggahan video baru di saluran YouTube-nya. Setiap bulan, 20 hari di antaranya dia melakukan live streaming.

"Aku juga caster," katanya pada ANTARA News di Jakarta, Selasa.

Caster bisa diibaratkan seperti komentator dalam pertandingan olahraga. Seorang caster menjelaskan hal-hal yang terjadi selama gim berlangsung, mulai dari alur gim hingga karakter yang dimainkan oleh para gamer. 

"Jadi lebih gampang dimengerti orang awam," Kimi menjelaskan tugas caster. 

Tak cuma harus pandai bicara dan memperbanyak kosa kata, pengetahuan tentang gim juga penting bagi seorang caster.

Ragnarok online adalah gim online pertama yang digandrunginya semenjak remaja. Di SMA, Kimi Hime mulai mengenal DOTA berkat teman-temannya. Bermain di warnet di tengah para laki-laki sudah jadi makanan sehari-hari sampai akhirnya ia memiliki komputer sendiri.

Dari dunia yang dicintainya, gadis kelahiran 4 januari itu berkenalan dengan komunitas gamer dan eSports hingga akhirnya menjadi caster sejak 2016.

Lulusan Sistem Informasi Universitas Bunda Mulia itu biasa bermain game minimal 3-4 jam setiap hari. 

Pernahkah dia merasa bosan?

"Enggak. Mungkin karena saya natural born gamer. Lagipula gim banyak banget judulnya, kalau bosan tinggal pilih yang lain," ujar penyuka gim Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) yang sedang menggandrungi gim Onmyoji Arena itu.


Ke depannya, Kimi Hime ingin fokus untuk membesarkan namanya sebagai seorang YouTuber dengan target satu juta pelanggan.

"Sambil nabung, ingin buka bisnis," kata Kimi, menambahkan dia ingin memiliki i-cafe alias internet cafe untuk para gamer.

Kimi Hime adalah bukti bahwa gim bukan dunia yang dimonopoli kaum Adam, meski harus diakui jumlah perempuan yang berkecimpung di dunia tersebut tidak sebanyak laki-laki. 

Menurut Kimi Hime, menjadi seorang gamer profesional membutuhkan komitmen di mana seseorang harus mengalokasikan banyak waktu untuk latihan. Ini mengharuskan seorang gamer harus berkumpul bersama dengan gamer lain, bahkan tinggal dalam beberapa waktu di tempat yang sama.

"Cewek dapat komitmen yang sama seperti cowok kayaknya susah banget, belum tentu sama orangtua diizinkan." 

Baca juga: Kiat menggeluti eSports bagi pemula

Baca juga: Menyoal makna eSports dan kecanduan "game"

Baca juga: Alasan eSports jarang digeluti perempuan

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018