pengembangan industri metanol di Indonesia sudah tertinggal dibandingkan dengan negara lainnya di dunia
Bontang, Kaltim, (ANTARA News) - PT Pupuk Kaltim,  anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) menargetkan pabrik metanol di Bontang, Kalimantan Timur, yang mulai dibangun pada 2019 akan beroperasi secara komersial pada tahun 2023.

"Mudah-mudahan akhir 2023 (pabrik metanol) bisa komersial atau paling lambat tahun 2024," kata Direktur Pupuk Kaltim, Bakir Pasaman, di Bontang, Selasa.

Menurut dia, hal sesuai arahan Menteri BUMN Rini Soemarno yang menginginkan Pupuk Kaltim ke depannya dapat dikembangkan tidak lagi hanya memproduksi pupuk tetapi juga sebagai pusat industri petrokimia penghasil metanol.

Dengan pengembangan industri metanol maka hasil produk turunannya bisa jauh lebih banyak dibanding amonia.

Bakir Pasaman menjelaskan bahwa pengembangan industri metanol di Indonesia sudah tertinggal dibandingkan dengan negara lainnya di dunia.

Pabrik penghasil metanol ini berbasis gas bumi, sehingga harus berkoordinasi intensif dengan SKK Migas untuk mendapatkan alokasi dan harga gas yang kompetitif.

Pihaknya juga sedang melakukan penjajakan dengan sejumlah mitra strategis dari beberapa negara seperti Jepang dan Korea.

Untuk itu Pupuk Kaltim sedang mempersiapkan lahan seluas sekitar 60 hektare yang harus terealisasi pada tahun 2019.

Bila penjajakan dengan mitra strategis telah menghasilkan kerja sama dalam bentuk "joint venture", dan lahan sudah tersedia maka akan dilanjutkan dengan  tender dokumen EPC (Engineering Pricurement Construction).

Setelah ada kontraktor, maka akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik dalam jangka waktu sekitar 36 bulan yang dijadwalkan selesai pada 2023.
Baca juga: Perkuat rupiah, Pupuk Indonesia bidik ekspor Rp8,31 triliun 2018
Baca juga: Begini cara Rini ekspresikan bangga pada BUMN pupuk


 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018