Jakarta (ANTARA News) - Pendiri situs donasi dan penggalangan dana kitabisa.com M Alfatih Timur menjadi salah satu pembicara dalam SUNFEST (Sustainability Festival) 2018 yang diadakan di Tangerang, Rabu. 

Dalam acara tersebut, pria yang akrab disapa Timmy ini mengisahkan perjalanan hidupnya, mulai dari menjadi aktivis saat duduk di bangku kuliah, hingga berhasil mendirikan situs yang kini menjelma sebagai platform penggalangan dana terbesar di Indonesia.

"Saya itu waktu SMA nerd orangnya," ucap Timmy mengawali ceritanya.

Timmy mengatakan "kecupuannya" saat SMA itu tidak lepas dari statusnya sebagai siswa akselerasi. Di usianya yang saat itu baru 15 tahun, dia sudah harus berdampingan dengan siswa-siswi yang usianya dua tahun di atas dirinya. 

Karakter "cupu" yang melekat pada dirinya mulai berubah saat pemuda asal Padang itu duduk di bangku perkuliahan. Selain menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Timmy juga aktif di beberapa kegiatan organisasi kampus, termasuk bergabung dengan Badan Eksekutif Mahasiswa.

"Pesan orang tua saya itu perbanyak teman dan aktif di organisasi, itu yang akhirnya saya lakukan," ungkap Timmy.

Baca juga: Ulang tahun, Pandji Pragiwaksono galang dana untuk anak penderita kanker

Hari-hari Timmy kemudian banyak diisi dengan diskusi-diskusi bertema isu sosial dan politik. Pria yang berasal dari keluarga dokter itu juga kerap turun ke jalan menyuarakan aspirasi rakyat. 

Timmy mengaku setidaknya tiap dua kali dalam sebulan dia dan teman-temannya melakukan aksi demonstrasi.

Timmy mengatakan menjadi aktivis kampus merupakan masa-masa dimana dirinya mencari makna hidup. Dia menyadari bahwa sebenarnya banyak masyarakat, terutama di lapisan bawah yang mengalami berbagai tekanan hidup, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk menyuarakan aspirasinya.

"Mahasiswa itu walaupun sok tahu, tapi mereka punya nurani, lihat kemiskinan, kelaparan mereka langsung demo," ucapnya.

Baca juga: Kitabisa.com luncurkan fitur zakat online

Mendirikan situs kitabisa.com

Ketertarikan Timmy dengan dunia sosial entrepreneurship mulai tumbuh saat dirinya bekerja dengan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Rhenald Kasali. 

Di bawah bimbingan seorang profesor ternama, pria berkacamata itu mendapatkan banyak ilmu, termasuk ilmu bisnis di dunia wirausaha sosial.

Untuk memperluas wawasannya, Timmy sering menonton berbagai video di YouTube, termasuk video podcast tentang penggalangan dana (crowdfunding). Dari situlah dia mendapatkan ide untuk membuat sebuah situs sebagai wadah untuk melakukan kegiatan penggalangan dana.

"Aksi crowdfunding ini sudah banyak di luar negeri, tapi di Indonesia sepertinya belum ada. Akhirnya saya bikin konsepnya (kitabisa.com) itu pada 26 Desember 2012," kata pria kelahiran 27 Desember 1991 tersebut.

Baca juga: Netizen galang dana beasiswa anak Salim Kancil

Setelah situs kitabisa.com berhasil dibuat, Timmy mulai melakukan sosialisasi ke berbagai kampus, berharap situsnya bisa cepat dikenal publik dan mulai dimanfaatkan.

Namun usahanya itu tidak langsung berbuahkan hasil. Timmy mengaku pada dua tahun pertama, situs kitabisa.com mengalami stagnansi, tidak ada donasi yang berhasil dihimpun. Tetapi hal itu tidak membuatnya langsung patah semangat.

Berbekal sisa uang pernikahan yang dia miliki, Timmy terus melakukan perbaikan sekaligus peningkatan pada situsnya. Usahanya itu akhirnya tidak sia-sia. Timmy berhasil menggandeng investor untuk mengembangkan bisnisnya. 

Kini kitabisa.com menjadi situs yang paling sering digunakan masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan penggalangan dana. Sebanyak 936.720 orang telah bergabung dengan situs kitabisa.comdengan total donasi yang tersalurkan sebesar Rp376.951.473237.

"Indonesia itu adalah negara nomor dua yang paling dermawan di dunia. Nomor satu Myanmar dan nomor tiga Kenya," pungkas Timmy.

Baca juga: Raisa minta kado ulang tahun lewat galang dana

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018