pemerintah memang telah menargetkan swasembada garam sudah bisa dicapai pada 2019. Sejumlah upaya termasuk melakukan ekstensifikasi lahan garam juga terus dilakukan meski belum juga rampung hingga saat ini.
Jakarta, (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyebut Indonesia saat ini telah mencapai swasembada garam konsumsi dan akan terus berupaya mendorong pengembangan garam industri nasional.

"Swasembada itu yang kita tuju pertama itu adalah garam konsumsi. Nah saat ini kita sudah mencapai swasembada," kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono di Jakarta, Kamis.

Agung menuturkan pemerintah memang telah menargetkan swasembada garam sudah bisa dicapai pada 2019. Sejumlah upaya termasuk melakukan ekstensifikasi lahan garam juga terus dilakukan meski belum juga rampung hingga saat ini.

"Yang ditargetkan (swasembada) 2019 garam pangan (konsumsi). Tapi, sebetulnya untuk garam konsumsi juga sedang kita kembangkan dengan mengejar tambahan 40 ribu hektare lahan lagi," katanya.

Sayangnya, Agung mengakui masih ada sejumlah kendala perluasan lahan garam termasuk masalah hak guna lahan yang belum selesai.

Belum lagi standar kandungan natrium klorida (NaCl) dalam garam konsumsi yang harus berada di kisaran 95-97 persen.

"Garam rakyat kita paling tinggi baru 94 persen, makanya membangun pabrik pengolahan garam jadi target kita selanjutnya," katanya.

Agung menambahkan pihaknya juga akan memfasilitasi investor yang akan membangun industri garam sekaligus pabrik pengolahannya.

Dukungan itu diperlukan agar produksi garam bisa ditingkatkan sebagai garam industri dan kebutuhan farmasi.

"Kita akan minta fasilitasi investor yang mau membangun industri garam sekaligus pabrik pengolahannya, nanti garam yg kita produksi ini sekaligus akan kita buat pabrik pencuciannya sehingga menjadi garam industri atau farmasi," jelasnya.
Baca juga: Harga garam jatuh, hanya Rp760 per kilogram
Baca juga: BNI pionir penyaluran KUR untuk petani garam

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018