Duba (ANATARA News) - Sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan di parade militer di kota Ahvaz, Iran baratdaya, pada Sabtu dan menewaskan 12 anggota Garda Revolusi, kata kantor berita setengah resmi Tasnim.

Penembakan tersebut merupakan serangan terburuk atas pasukan elit itu.

Televisi negara mengatakan serangan itu, yang melukai lebih 30 orang, menyasar panggung tempat pejabat Iran berkumpul dan duduk untuk menyaksikan parade tahunan menandai dimulainya perang Iran dengan Irak pada 1980-1988, demikian Reuters melaporkan.

Video, yang didistribusikan ke media Iran, menunjukkan para prajurit merangkak di tanah sementara rentetan tembakan ke arah mereka. Satu prajurit mengambil senjata dan berdiri sementara wanita dan anak-anak berlarian menyelamatkan diri.

Ali Hosein Hoseinzadeh, Wakil Gubernur Provinsi Khuzestan, seperti dikutip, mengatakan jumlah korban meninggal diperkirakan naik. Salah seorang yang tewas adalah wartawan.

Serangan tersebut merupakan pukulan bagi keamanan Iran sebagai penghasil minyak dan anggota OPEC. Iran relatif stabil jika dibandingkan dengan negara Arab tetangganya, yang menghadapi pergolakan sejak 2011 di kawasan itu.

Sejauh ini belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan di wilayah Iran tersebut.

Televisi negara menyalahkan "unsur takfiri", merujuk kepada para militan Muslim Sunni, atas serangan tersebut. Ahvaz berada di bagian tengah Provinsi Khuzestan, tempat protes-protes terjadi secara sporadis minoritas Arab di Iran yang sebagian besar penduduknya penganut faham Syiah.

Menteri Luar Negeri Mohammed Javad Zarif menyalahkan banjir darah itu pada "sponsor teror regional", bahasa yang biasanya merujuk kepada Arab Saudi dan Israel sebagai musuh-musuh Iran dan "majikan mereka dari Amerika Serikat", dan berjanji bahwa Teheran akan mengambil tindakan tegas.

Satu video di laman televisi negara menunjukkan para tentara yang kebingungan di tempat kejadian. Berdiri dari tempat duduknya, satu orang bertanya,"Mereka dari mana?" Seorang lain menjawab, "Dari belakang kita."

Baca juga: Iran janjikan tanggapan "menghancurkan" jika AS sebut garda revolusinya kelompok teroris

Empat militan melancarkan serangan tersebut dan dua di antaranya dilumupuhkan, demikian ISNA. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di kota Ahvaz.

Iran menyelenggarakan parade-parade yang sama di beberapa kota termasuk di ibu kota Teheran dan pelabuhan Bandar Abbas di Teluk.

"Penembakan dilakukan beberapa pria bersenjata dari belakang panggung selama parade. Ada beberapa orang terbunuh dan luka-luka," kata seorang koresponden kepada televisi negara.

Kantor berita semi resmi Mehr mengatakan lebih jauh, penembakan pecah ketika beberapa penyerang yang berusaha kabur dikejar.

ISNA melaporkan seorang juru bicara, yang tak disebutkan namanya, untuk Garda Revolusioner menyalahkan para nasionalis Arab dukungan Arab Saudi sebagai pelaku penyerangan.

Ketegangan antara Iran dan Arab Saudi telah meningkat bebarapa tahun belakangan. Kedua negara mendukung pihak-pihak yang bersebarangan dalam perang-perang di Suriah dan Yaman, dan partai-partai politik di Irak dan Libanon.

Serangan atas militer sangat jarang terjadi di Iran.

Pada tahun lalu, dalam serangan mematikan pertama di Teheran, 18 orang tewas di parlemen dan makam Ayatullah Ruhulloh Khomeini, pendiri dan pemimpin tertinggi Republik Islam Iran. IS mengaku berada di balik serangan tersebut.

Editor: Boyke Soekapdjo

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018