Adalah Myanmar yang kita bicara intens, berapa banyak rute mereka, bagaimana investasi mereka, kalau regulasi adptif lah, tapi kita mesti lihat mau terbang ke mana
Jakarta, 24/9 (ANTARA News) - Lion Air Group membidik Myanmar untuk pengembangan rute internasional di kawasana Asia Tenggara.

Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait di Jakart, Senin mengatakan saat ini pihaknya tengah membahas secara intens rute tersebut, termasuk investasi dan jaringan rutenya.

"Adalah Myanmar yang kita bicara intens, berapa banyak rute mereka, bagaimana investasi mereka, kalau regulasi adptif lah, tapi kita mesti lihat mau terbang ke mana," katanya.

Selain itu, lanjut dia, yang tengah dipelajari adalah potensi pasarnya.

"`Service agreement` negara itu bagaimana `kan mesti kita pelajari. Kalau cuma pasar domestik, enggak ada yang lebih besar dari Indonesia," katanya.

Edward menambahkan selain itu, pihaknya juga akan mengembangkan rute di India, Bangladesh dan Kamboja.

"Kita pikirkan juga regionalnya, bagaimana konektivitasnya ke Indonesia," katanya.

Rute-rute tersebut menambah jaringan rute internasional yang saat ini juga sudah merambah ke Australia.

"Australia itu pasti, hanya menambah yang ada, misalnya Melbourne, Malindo dan Batik sudah ada. Brisbane tambah Batik dan Perth juga. Kita harus lihat pertumbuhan pasarnya," katanya.

Edward menyebutkan masih akan mendatangkan 24 pesawat hingga 2019 mendatang, baik dari Boeing maupun Airbus.

Salah satu utilisasinya, lanjut dia, untuk rute-rute internasional karena saat ini pendapatan dari rute internasional masih menyumbang di kisaran lima persen dari total pendapatan grup perusahaan.

"Penumpang internasional per hari tidak sampai 1.000 orang," katanya.

Baca juga: Lion datangkan 36 pesawat tahun 2018

 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018