Jakarta (ANTARA News) - Anugerah Sastera Rancagé yang biasanya digelar di Bandung, Jawa Barat,  untuk pertama kalinya digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta bersama Dewan Kesenian Jakarta, agar  dapat lebih berkembang.

Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta Adinda Luthvianti yang ditemui di sela-sela acara di Jakarta, Rabu menyebut penyelenggaraan Anugerah Sastera Rancagé di Jakarta sebagai  konsistensi Yayasan Rancagé dalam memberi penghargaan dan ikut melestarikan bahasa daerah.

“Ini momentum yang tepat agar Rancagé lebih nasional bahkan internasional,” kata Dinda.

Anugerah Sastra Rancage adalah penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang dianggap telah berjasa bagi pengembangan bahasa dan sastra daerah.

Anugerah ini diberikan oleh Yayasan Kebudayaan Rancage yang didirikan oleh sastrawan dan budayawan Ajip Rosidi.

Dinda mengatakan, lebih dari 700-an bahasa daerah di Indonesia, sebagian penuturnya sudah mulai berkurang. 

Apalagi ada wacana dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy untuk menyederhanakan bahasa daerah yang justru mengancam eksistensi bahasa daerah itu sendiri. 

Untuk itu upaya pelestarian bahasa daerah seperti ini perlu digalakkan, ujarnya.

“Bahasa ibu itu bisa mengurangi ketegangan hingga radikalisme karena ada petatah petitih. Penggunaannya pun sudah mendapat respons yang baik sebetulnya. Selain Rancagé, film “Marlina” yang berbahasa Sumba bisa mewakili Indonesia di festival dunia,” ujarnya.


Baca juga: Enam sastrawan terima Anugerah Sastra Rancage
Baca juga: Kemampuan berbahasa daerah jadi penilaian utama Anugerah Sastera Rancag

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018