Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Komplotan pencuri burung walet yang bersenjata api di Kotawarngin Timur, Kalimantan Tengah, ternyata lima orang, dua orang diantaranya sudah diringkus polisi.

Tidak mudah meringkus mereka karena ada yang menggunakan senjata api. Kepolisian Resor Kotawaringin Timur memastikan telah menangkap dua anggota komplotan pencuri sarang burung walet bersenjata api itu.

"Jumlah mereka diduga lima orang. Masih ada tiga orang yang sedang dikejar. Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama mereka bisa ditangkap," kata Kapolres AKBP Mohammad Rommel didampingi Wakapolres Kompol Dhovan Oktavianton di Sampit, Rabu (26/9) malam.

Komplotan pencuri bersenjata api itu mencuri di gedung budi daya sarang burung walet milik Abdul Hasan, warga Desa Patai Nomor 45 RT 02 RW 01 Kecamata Cempaga, Rabu (26/9) sekitar pukul 02.00 WIB.

Pelaku berjumlah lima orang yang diketahui merupakan warga Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan.

Mereka berbagi tugas. Dua orang mengawasi kondisi di jalan sekitar tempat mereka beraksi, sedangkan tiga orang bertugas masuk ke dalam gedung budi daya sarang walet.

Saat itu, Abdul Hasan terbangun karena salah satu pelaku menutup pintu mobil terlalu keras.

Korban kemudian mengintip dan melihat para pelaku berjalan ke bangunan sarang walet yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya.

Korban kemudian meminta bantuan warga dan melapor ke polisi.

Saat hendak disergap, para pelaku langsung berhamburan kabur. Warga sempat mengejar mobil pelaku. Namun mereka berhasil lolos.

Baca juga: Pencuri sarang burung walet bersenjata api ditangkap setelah 10 jam dikepung

Ternyata satu pelaku masih berada di dalam gedung bangunan walet. Saat polisi dan warga masuk hendak menangkapnya, pelaku mengeluarkan tembakan beberapa kali sehingga membuat polisi dan warga berhamburan berlindung dari sasaran tembakan.

Pasukan bantuan dari Reserse Kriminal dan Crysis Response Team (CRT) Polres Kotawaringin Timur pun datang membantu. Pelaku berinisial Mdt (30) itu akhirnya ditangkap.

Polisi mengamankan barang bukti berupa senjata api rakitan dan selongsong peluru, alat pemanen walet, tali, beberapa buah sarang wallet dan peralatan lain yang digunakan pelaku saat beraksi.

Berdasarkan keterangan pelaku, polisi kemudian mengamankan seorang pelaku lainnya berinisial L (16) di rumahnya, Kecamatan Baamang Sampit. L mengaku terlibat tindak kejahatan ini karena diajak ayah tirinya yang sedang dikejar polisi bersama dua pelaku lainnya.

Mereka mengaku baru pertama kali ini melakukan pencurian sarang walet. Polisi terus mendalami kasus ini karena cukup banyak mendapat laporan korban pencurian sarang burung walet.

"Apalagi melihat peralatan yang digunakan para tersangka, terlihat jelas semua memang sudah dipersiapkan," katanya.

Senjata api itu pun, kata Rommel, mereka siapkan untuk beraksi. Mereka tidak segan melukai orang kalau terdesak.

Kemungkinan pelaku yang kabur juga ada yang membawa senjata api. Polisi masih berusaha menangkap mereka.

Rommel mengimbau masyarakat, khususnya yang memiliki gedung budi daya sarang burung wallet untuk meningkatkan pengamanan.

Jika ada yang mencurigakan, warga diminta segera melaporkannya ke polisi agar pelaku bisa ditangkap.

Baca juga: Polisi tembak pencuri sarang walet di Barito Selatan
Baca juga: Tragedi sarang walet di Cirebon, tujuh orang meninggal dunia

 

Pewarta: Norjani
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018