"Kami akan menjaga jangan sampai perubahan itu kemudian menciptakan volatilitas terlalu besar yang akan mengganggu stabilitas"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah dan otoritas terkait akan mulai menyesuaikan diri dengan peningkatan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), yang menuju ke arah tiga persen.

"Itu berarti dari sisi perekonomian, kami harus melihat bagaimana sensitivitasnya terhadap kegiatan ekonomi," kata Sri Mulyani ditemui usai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) III Kementerian Pariwisata di Jakarta, Kamis.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan bahwa alur kenaikan suku bunga The Fed sudah bisa diketahui. Tahun depan, diperkirakan kenaikan suku bunga AS masih akan berlanjut dua kali.

Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya memperbaiki neraca pembayaran Indonesia dengan menyeimbangkan komponen transaksi berjalan dan transaksi modal.

Hal itu bertujuan agar kegiatan naik turunnya nilai tukar, maupun dari sisi cadangan devisa, bisa tetap terjaga untuk tetap mewujudkan stabilitas ke depan.

Baca juga: Sesuai prediksi, dolar menguat setelah The Fed naikkan suku bunga

"Kami akan anggap itu adalah suatu reaksi yang cukup normal dari perubahan yang terjadi. Namun, kami akan menjaga jangan sampai perubahan itu kemudian menciptakan volatilitas terlalu besar yang akan mengganggu stabilitas," kata Menkeu.

The Fed pada Rabu (26/9) menaikkan suku bunga jangka pendeknya sebesar 25 basis poin dan merupakan kenaikan suku bunga ketiga tahun ini.

Pejabat-pejabat The Fed memperkirakan satu kenaikan suku bunga lagi tahun ini. Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan Desember.

Baca juga: Akhirnya The Fed naikkan suku bunga untuk kali ketiga, ini alasannya

Baca juga: Meski harga turun, Brent diperkirakan bertahan di atas 80 dolar


 

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018