Kita bisa memanfatkannya sebagai lokomotif untuk mendorong pembangunan daerah ataupun nasional yang berinovasi
Makassar (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Negeri (Kemenristekdikti) bekerja sama Universitas Hasanuddin mengelar Forum Inovasi Industri Pangan dan Kesehatan di kampus setempat.

"Kegiatan ini merupakan forum inovasi, temanya pangan dan kesehatan. Kita ingin mempertemukan antara Perguruan Tinggi yang memiliki produk inovasi, dunia usaha dan pemerintah daerah," kata Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe, di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Kamis.

Forum ini, kata dia, diharapkan mendorong pengembangan ekonomi berbasis pada Sumber Daya Alam (SDA) dengan memanfaatkan teknologi inovasi. Hadirnya forum ini sinergi dengan pemerintah daerah, Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha bisa berjalan dengan baik.

"Kita bisa memanfatkannya sebagai lokomotif untuk mendorong pembangunan daerah ataupun nasional yang berinovasi," tutur Jumain.

Menurut dia, untuk mengurai berbagai permasalahan menghilirisasi hasil penelitian produk inovasi kesehatan dan ketahanan pangan, dibutuhkan kesepahaman kolektif.

Tidak hanya itu, masukan tidak hanya dari kementerian sebagai pembuat regulasi ditingkat pusat tapi butuh masukan dari stakeholder pangan dan kesehatan serta pelaku industri di daerah.

Forum ini, diharapkan menghasilkan rekomendasi rencana aksi dan formulasi kebijakan untuk mendorong peningkatan produktivitas dan nilai tambah komoditas pangan serta strategi menyiapkan bahan baku obat untuk mendukung kebutuhan obat nasional.

Selain itu, lembaga Litbang, Perguruan Tinggi dan Industri tidak boleh jalan sendiri-sendiri. Manajemen inovasi di Perguruan Tinggi harus mampu mengadaptasi kebutuhan praktis industri.

Di sisi lain, industri mesti memiliki keberpihakan terhadap pemanfaatan hasil riset dan inovasi Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang.

Dalam konsepsi dan implementasi pengembangan klaster inovasi, kehadiran Pemerintah selaku driven innovation melalui kepemimpinan dan kebijakan yang inovatif sangat dibutuhkan membina iklim kondusif sehingga tercipta kolaborasi yang sinergis antaraktor inovasi.

Pendekatan klaster inovasi, kata Jumain, tidak sekadar sebagai konsep, tetapi sebagai platform nasional baik dalam konteks pembangunan ekonomi nasional dan daerah berbasis pengetahuan, maupun peningkatan daya saing produk inovasi daerah.

Pendekatannya melalui peningkatan peran lembaga litbang dan Perguruan Tinggi sebagai salah satu elemen yang berperan penting dalam menciptakan penemuan, produk inovasi dan SDM untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berbasis komoditas lokal.

Forum tersebut dirangkaikan dengan pameran produk inovasi teknologi pangan dan kesehatan hasil riset dan inovasi lembaga litbang dan Peguruan Tinggi (Mini-Expo). Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23, digelar di Kampus Unhas Makassar 27-28 September 2018.

Forum dalam bentuk diskusi panel dan Mini-Expo Produk Inovasi ini bertujuan untuk mengkanalisasi dan mengakselerasi hilirisasi produk inovasi pangan dan kesehatan hasil riset dan inovasi perguruan tinggi dan lembaga litbang agar dapat dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat.

Forum dan Mini-Expo dibuka Dirjen Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti Jumain Appe, didampingi perwakilan Pemerintah Provinsi Sulsel. Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuh pada kesempatan itu berterima kasih kementerian memilih Unhas sebagai salah satu kampus inovasi.

"Kami sangat berterima kasih karena Unhas kembali dipilih kementerian untuk bekerja sama dalam pengembangan inovasi terkait sumber daya alam. Tentunya kami telah melakukan beberapa kali riset dengan menghasilkan produk inovatif," tambah Dwia.

Narasumber dalam forum ini yakni Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes, Engko Sosialine Magdalene, Direktur Pusat Perlindungan Varitas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementan, Prof Erizal Jamal, Wakil Rektor IV Bidang Inovasi dan Kemitraan Unhas, Prof Muh Nasrum Massi, serta Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur Unhas, Prof Sumbangan Baja.

Bertindak sebagai pembahas, Senior Advisor BPPT sekaligus mantan Kepala BPOM, Roy Sparinga, Ketua Bidang Edukasi Konsumen, Pusat Informasi Produk lndustri Makanan dan Minuman, Endang S Sunaryo, dan Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas, Subandi.

Diskusi itu dipandu Handito H Joewono yang kini menjabat President dan Chief Strategy Consultan serta Direktur Inovasi dan Kewirausahaan Unhas, Muh Akbar.

Kegiatan tersebut dihadiri 300 peserta berasal dari Kawasan Timur Indonesia meliputi pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, industri pangan dan kesehatan, peneliti atau perekayasa, mahasiswa, praktisi, komunitas pangan dan kesehatan, unsur dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi atau Kopertis juga perwakilan media.*

Baca juga: Industri makanan dan minuman berpotensi tumbuh di tahun politik

Baca juga: Menkes Nila dorong industri produksi suplemen herbal


 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018