Penyalahguna ganja sintetis berperilaku lebih tidak terkontrol, lebih mudah curiga kepada orang lain, dan berpotensi melukai orang.
Manado, (ANTARA News) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Manado gencar melakukan edukasi kepada masyarakat dalam mewaspadai jenis narkotika baru.

"Sosialisasi terus dilakukan dalam melakukan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di daerah ini," kata Kepala BNN Kota Manado AKBP Eliasar Sopacoly, di Manado, Kamis.

Sopacoly mengatakan selama tahun 2017, BNN mengidentifikasi terdapat 68 jenis baru narkoba.

Pada Tahun 2018 sampai sekarang sudah ditemukan tiga jenis Narkotika baru sehingga total menjadi 71 jenis baru narkoba yang beredar di Indonesia.

Secara regulasi, dari 71 jenis zat psikoaktif baru atau new psychoactive substance (NPS) di Indonesia, enam jenis belum diatur sebagai narkotika dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2017.

"Sedangkan untuk di dunia, sekitar kurang lebih 800 narkoba jenis baru yang beredar, dan sebagian besar yaitu jenis zat psikoaktif baru atau NPS," katanya.

Ia mengatakan NPS terbagi dalam sembilan golongan yaitu ganja sintetis, katinona sintetis, ketamin, dan phencyclidine-type substances, triptamin, piperazin, zat berbasis tanaman, aminoindanes, serta golongan zatzat

Untuk NPS di Indonesia, antara lain metilon, ganja sintetis untuk membuat tembakau super serta dijadikan bahan cairan untuk rokok elektronikkhat, dan blue safir.

Untuk diketahui ganja sintetis yang memiliki sejumlah nama jalanan yaitu tembakau gorilla, hanoman, sun go kong, komodo, dan ganesha, dimana menimbulkan efek kecanduan yang lebih tinggi dibandingkan tanaman ganja.

"Penyalahguna ganja sintetis berperilaku lebih tidak terkontrol, lebih mudah curiga kepada orang lain, dan berpotensi melukai orang," katanya.

Menurut Sopaloy, selain tembakau super cap gorilla, masyarakat pun harus waspada dengan narkotika jenis baru yaitu jenis 4-klorometkatinon atau 4-CMC yang beredar di Indonesia berbentuk cair berwarna biru dengan kemasan jual bernama Blue Safir dan Snow White.

Cairan Blue Safir merupakan senyawa turunan katinon yang bisa diubah dalam bentuk serbuk yang dapat dicampur minuman dan liquid rokok elektrik atau vape.

Cairan Blue Safir sangat berbahaya bagi kesehatan karena mempunyai efek stimulan seperti halnya sabu. 

Penyalahguna Blue Safir akan merasa euforia gelisah, halusinasi, insomnia, dilatasi pupil dan berbicara melantur.

Blue safir juga sangat mengancam nyawa karena bisa menyebabkan tekanan darah melonjak naik, kegagalan fungsi hati, gagal ginjal, dehidrasi, kejang, hingga koma.

"Melalui edukasi ini diharapkan masyarakat dapat memiliki pengetahuan, pemahaman tentang bahaya Narkoba serta mendukung dalam upaya P4GN," katanya.*

Baca juga: Polisi Jakarta Barat bekuk pemasok sabu anggota DPRD NTT

Baca juga: Polda Jatim musnahkan barang bukti narkotika senilai Rp28 M lebih


 

Pewarta: Jorie MR Darondo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018