Jakarta (ANTARA News) - Tanggal 27 September diperingati sebagai Hari Bhakti Postel, yang bertolak sejak diambil alihnya Jawatan Pos Telegrap dan Telepon dari kekuasaan pemerintahan Jepang oleh putra putri Indonesia yang tergabung dalam Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon yang disingkat AMPTT pada 27 September 1945.

Selang 73 tahun, peringatan Hari Bhakti Postel tahun ini mengusung tema "Ekonomi Digital Untuk Kesejahteraan Bangsa" dengan melibatkan industri digital secara lebih luas.

Tidak terbatas di kalangan industri Pos dan Telekomunikasi, "anak cucu" Postel juga menjadi bagian dari industri. Anak cucu tersebut adalah adalah para e-commerce dan startup teknologi finansial (fintech).

Pada Hari Bhakti Postel ke-73, e-commerce Bukalapak berharap terciptanya kolaborasi di industri Pos dan Telekomunikasi.

"Sekarang ini eranya konvergensi, maksudnya banyak perusahaan itu tidak fokus hanya dalam satu industri saja, banyak industri yang terkait, jadi kita tidak lagi bisa melihat ini partner, ini kompetitor, karena masing-masing pasti ada irisannya," ujar Co-founder dan president Bukalapak, Fajrin Rasyid, kepada Antara di Jakarta, Kamis.

"PT Pos sebagai salah satu stakeholder industri Postel misalnya, mudah-mudahan bisa berkolaborasi juga dengan kita," sambung dia.

Saat ini, Fajrin mengatakan telah bekerja sama dengan PT Pos dalam hal pengantaran barang, namun dia berharap Bukalapak dapat menjalin kerjasama lebih erat lagi.

Fajrin juga melihat bahwa perkembangan telekomunikasi saat ini berjalan dengan baik. Hal ini juga dirasakan oleh startup teknologi finansial (fintech) DANA.

"Untuk teknologi dan telekomunikasi karena saat ini Indonesia, Kominfo, mempersiapkan Palapa Ring, ketika Palapa Ring ini jadi tahun depan, maka akan terjadi perubahan yang luar biasa karena internet ini akan menjadi sangat massive," kata Chief Communication Officer DANA, Chrisma Albandjar, kepada Antara.

Dengan adanya Palapa Ring, Chrisma melihat bahwa semua orang sampai ke ujung negeri dapat menggunakan internet. Namun, menurutnya hal itu bagaikan dua sisi mata uang.

"Karena menciptakan infrastruktur, masyarakat bisa jadi konsumen, bisa jadi produsen," ujar Chrisma.

Dia berharap pemerintah dapat mendorong pemanfaatan teknologi dan menjadikan masyarakat lebih produktif dan kompetitif melalui berabagai pemberdayaan yang dapat dilakukan dengan menggandeng e-commerce atau pun fintech.

Chrisma juga berharap pemerintah dapat melihat kembali aturan atau kebijakan yang menghalangi, untuk kemudian diubah menjadi lebih baik lagi.

Dengan demikian, teknologi finansial juga akan ikut berkembang di Indonesia, dan manfaatnya dapat dirasakan masyarakat luas.

"Dengan adanya revolusi teknologi dengan infrastruktur yang disiapkan telekomunikasi untuk memanfaatkan internet, dan untuk mengubah masyarakat dari konsumen menjadi produsen dengan pemanfaat teknologi, di situlah peran penting fintech dari sisi pembayaran dan pembiayaan," ujar Chrisma.

Baca juga: Hari Bhakti Postel momentum sinergi tumbuhkan ekonomi digital

Baca juga: Menjamurnya startup bukti tumbuhnya ekosistem digital Indonesia

Baca juga: Bukalapak hadirkan fitur pembayaran Buka DANA

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018