Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pelatih tim nasional Indonesia U-16 Fakhri Husaini menilai para pemainnya tetap bermain baik dalam skema 4-2-3-1 meski kerap menggunakan formasi 4-3-3.

Pergantian formasi itu dilakukan pada babak kedua laga melawan India dalam laga pamungkas penyisihan Grup C Piala Asia U-16 2018, Kamis (27/9) malam, ketika Rendy Juliansyah masuk ke lapangan menggantikan Amiruddin Bagus.

"Strategi itu berjalan cukup bagus. Kami bisa menciptakan tiga sampai empat peluang setelah Rendy masuk," ujar Fakhri usai bermain imbang 0-0 dengan India di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia.

Skema 4-3-3 memang formasi yang kerap digunakan timnas Indonesia U-16, termasuk saat berlaga di Piala Asia U-16 2018, dengan Mochamad Supriadi, Amiruddin Bagus dan Amanar Abdillah mengisi trio lini depan.

Kemudian lapangan tengah diisi David Maulana, Brylian Negietha dan Andre Oktaviansyah dan kuartet Komang Teguh, Fadilah Nur Rahman, Mochammad Yudha (bek kiri) dan Amiruddin Bagas (bek kanan) di barisan pertahanan.

Baca juga: Fakhri bangga Timnas U-16 catat sejarah

Baca juga: Penampilan Bagus dikritik sang pelatih


Namun, formasi itu mengalami perubahan menjadi 4-2-3-1 saat melawan India tepat di babak kedua setelah Rendy bermain.

Rendy kemudian diplot sebagai gelandang serang di belakang penyerang tengah Sutan Zico. Lalu, gelandang kiri diisi Muhammad Yudha dan kanan Andre Oktaviansyah.

David Maulana dan Brylian Negietha menjadi gelandang yang berada di depan bek tengah yaitu Komang serta Fadilah. Lalu bek kiri ada Muhammad Salman dan kanan Amiruddin Bagas.

Kendati hanya meraih hasil imbang tanpa gol, Indonesia dan India sama-sama lolos ke perempat final. Indonesia sebagai juara grup dengan keunggulan selisih gol.

Di perempat final, Indonesia akan menanti peringkat kedua Grup D, sementara India menghadapi juara Grup D.

Baca juga: Fakhri: Tinggal 90 menit menuju Piala Dunia U-17

Baca juga: Hasil dan klasemen Piala Asia U-16, Indonesia ke perempat final

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018