Belum sempat melarikan diri, terjadi gempa yang lebih besar pada 7,4 SR itu, dan tiba-tiba air naik
Baubau, Sultra (ANTARA News) - Saksi gempa bumi tektonik 7,4 SR yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah mengungkapkan bahwa ada ratusan anggota Satpol-PP yang belum diketahui nasibnya sampai saat ini.

Pengakuan belum ditemukannya ratusan anggota Satpol-PP Kota Palu itu disampaikan saksi korban yang selamat dari terjangan tsunami bernama Adrian (35), demikian dilaporkan Wartawan Antara, Rolex Malaha dari Palu, Sabtu, pukul 10.17 Wita.

Ditemui Antara di sekitar Balai Kota Palu, Adrian menceritakan kronologis bahwa ia adalah bagian dari 250 anggota Satpol-PP Kota Palu yang pada Jumat (28/9) mengamankan lokasi acara pembukaan Fetsival "Pesona Palu Lomoni".

Ratusan anggota satpol-PP itu berada di lokasi acara festival yang berlangsung di pinggir pantai anjungan Nusantara, Kota Palu, bersama anggota pengamanan lainnya yang berasal dari unsur TNI, Polri, Dinas Perhubungan.

Mereka melakukan apel pasukan untuk mengamankan festival tersebut, pada Jumat (28/9), pukul 15.00 Wita.

Tiba-tiba gempa pertama terjadi disusul kepanikan orang yang sebagian melarikan diri menjauh dari pantai," kata Adrian.

"Namun, setelah kami melihat air tiba-tiba turun, dan akhirnya terjadi kepanikan besar. Belum sempat melarikan diri, terjadi gempa yang lebih besar pada 7,4 SR itu, dan tiba-tiba air naik," tambahnya.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Antara, hingga Sabtu pagi hingga 10.17 Wita, jenazah anggota Satpol-PP yang ditemukan baru empat orang, yang ada di kantor wali kota.

Ada pun ratusan lainnya belum diketahui nasibnya.


Ribuan warga

Adrian juga menceritakan bahwa di pantai tersebut, yang hadir tidak hanya ratusan anggota Satpol-PP, satuan pengamanan dari TNI, Polri, dan Dishub saja,

Namun, kata dia, ada seribuan warga yang berkumpul, termasuk pelajar yang akan ikut mengisi acara festival itu.

Sedianya, Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Wali Kota Palu Hidayat akan membuka acara tersebut. Tetapi, para pejabat tersebut belum sampai di tempat acara.

Hingga berita ini dilaporkan pukul 11.00 Wita, terlihat dua pesawat TNI yang terbang di ketinggian dan satu helikopter terbang memantau suasana kota.

Sementara itu, kondisi di Rumah Sakit Umum Budi Agung, ada sejumlah pasien korban bencana yang belum tertangani oleh tim medis, termasuk kekurangan tabung oksigen dan infus. Terlihat sejumlah korban bencana yang terluka parah dibaringkan di luar gedung.Sementara itu, tenaga dokter dan perawat juga kurang.

Beberapa kerusakan parah bangunan juga terlihat di sudut kota, sedangkan banyak warga mengurusi keluarga masing-masing.

Baca juga: Gempa 5,5 pada skala Richter guncang Sigi Sulawesi Tengah
Baca juga: Ini uraian Badan Geologi tentang gempa di Sulawesi Tengah

 

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018