Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto meminta satuan tugas khusus penanggulangan bencana pascagempa di Palu, Donggala dan Sigi di Sulawesi Tengah memprioritaskan pemulihan pasokan listrik dan operasi bandara pascagempa.

"Dua hal ini merupakan kunci keberhasilan dalam penanganan bencana ini," katanya kepada Antara di posko satuan tugas khusus penanggulangan bencana gempa di halaman Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Tengah di Jl. Moh Yamin Palu, Sabtu malam.

Wiranto memimpin rapat koordinasi kementerian terkait penanganan dampak gempa di Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu pada Sabtu petang. Menteri Dalam Negeri, Menteri Sosial, Menteri Perhubungan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Panglima TNI, dan Wakil Kepala Polri, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kepala Basarnas, dan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menghadiri rapat itu.

"Dengan pengalaman kita menangani bencana gempa di Lombok, maka kesiapan kita menangani bencana di Palu ini lebih solid sehingga harapan Bapak Presiden untuk memberikan respons cepat bisa terlaksana dengan baik," kata Wiranto.

Ia menjelaskan bahwa gempa menyebabkan tiga gardu induk besar milik PLN rusak, dan berharap kerusakan itu bisa segera diperbaiki.

"Dengan adanya listrik, kegiatan lain bisa dilaksanakan karena menentukan dan pelayanan pasien di rumah sakit-rumah sakit, serta suplai BBM yang kini langka karena SPBU tak bisa beroperasi akibat listrik padam," ujarnya.

Ia juga minta pengelola Bandara Mutiara SIS Al Jufri segera memperbaiki kerusakan sarana pemanduan lalu lintas udara dan ruang tunggu supaya bisa segera beroperasi kembali.

"Bandara ini harus bisa segera didarati pesawat komersial agar pengerahan logistik, tenaga sukarelawan, dan bantuan-bantuan lain serta masyarakat yang hendak datang menengok keluarganya segera terpenuhi," ujarnya.

Selain ATC dan ruang tunggu, landasan pacu Bandara Palu juga rusak. Dari 2.500 meter landasan pacu bandara itu, saat ini hanya 2.000 meter yang bisa digunakan sehingga hanya jenis pesawat tertentu yang bisa mendarat di sana saat ini.

Pantauan Antara di Bandara Mutiara Palu, Sabtu, sejumlah pesawat Hercules TNI, Boeing 737, CN235, dan helikopter sudah naik dan turun di bandara tersebut membawa berbagai jenis bantuan SAR dan logistik serta personel.

Pesawat-pesawat TNI itu juga mengevakuasi sedikitnya 200 orang ke Makassar, umumnya warga yang sedang berkunjung ke Palu dan tidak bisa kembali karena pesawat komersial belum bisa mendarat.

Baca juga: Bandara Palu sudah layani pesawat pembawa bantuan
Baca juga: TNI AU bekerja keras buka Bandara Mutiara di Palu

Pewarta: Rolex Malaha, Arief Mujayatno
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018