Jakarta (ANTARA News) - Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) DKI Jakarta mulai melakukan seleksi atlet yang disiapkan untuk memperkuat tim asal ibukota ini pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua yang salah satunya melalui kejuaraan daerah (kejurda).

Bertempat di Pluit Village, Jakarta, Sabtu, proses seleksi dimulai dan sasaran utamanya mencari atlet untuk kategori Barongsai Tradisional. Kejuaraan sendiri diikuti 200 atlet yang tergabung dalam 18 tim yang diantaranya adalah tim Kong Ha Hong dan Ekayana.

"Kejuaraan ini sebagai ajang seleksi untuk mencari atlet DKI yang terbaik dan layak untuk tampil di PON dan kita akan berusaha agar cabang barongsai bisa dipertandingkan secara resmi di PON 2020," kata Ketua Umum FOBI DKI Jakarta Charles Honoris.

Setelah diakui Komite Olaharaga Nasional Indonesia (KONI) Pusat pada 2013, barongsai langsung dipertandingkan pada PON 2016 Jawa Barat. Hanya saja statusnya belum resmi atau hanya sebatas eksebisi.

Untuk itu FOBI DKI Jakarta akan terus berjuang agar barongsai kembali dipertandingkan pada kejuaraan empat tahunan itu. Hal itu dilakukan agar bisa dipertandingkan secara resmi seperti cabang olahraga yang lain.

"Kita ingin mendorong atlet dari DKI untuk terus beprestasi lebih tinggi, bahkan sudah ada trek record beberapa tim di DKI Jakarta sudah banyak yang mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional, dan empat kali juara dunia‎, dan kita ingin meningkatkan prestasi itu," kata Charles menambahkan.

Kejurda barongsai DKI Jakarta ini selain untuk mencari atlet PON juga digunakan persiapan menghadapi kejuaraan nasional (kejurnas) di Sumatera Barat, 9-11 November.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Utut Adianto usai membuka kejuaraan mengatakan jika kejuaraan ini harus terus digelar karena dinilai sudah menjadi olahraga rakyat.

"Barongsai ini benar-benar olahraganya rakyat. Terlebih, barongsai juga mengandung seni dan budaya. Kalau olahraga ini tidak dipertandingkan, lama-lama bisa tidak ada. Kami harapkan barongsai bisa kembali dipertandingkan di PON Papua," kata Utut.

 

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018