Jakarta, (ANTARA News) - Pasar properti diprediksi pada tahun ini masih mengalami kelesuan, terutama untuk unit senilai Rp500 juta ke atas.

Presiden Komisaris Nayumi Group, Rusdi Basalamah ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu, mengatakan aktivitas bisnis properti masih "istirahat", jika tidak ingin dikatakan mati suri karena lesunya pembelian dalam dua-tiga tahun terakhir, terutama di unit berharga Rp500 juta ke atas.

Kondisi itu dialaminya di Banten dan Jawa Barat. "Bagusnya kita sudah menyelesaikan kewajiban-kewajiban utama, seperti fasilitas vital yang membutuhkan biaya, sehingga pada unit-unit yang belum terjual hanya dilakukan pemeliharaan saja," ujarnya.

Meski demikian, pada unit di bawah Rp500 juta masih menggeliat, terutama pada apartemen segmen tertentu, seperti apartemen yang menyasar mahasiswa dan daerah wisata.

"Saat ini ada kecenderungan mahasiswa tinggal/sewa apartemen karena lebih praktis, nyaman dan aman," ujar pemilik korporasi yang membawahi 18 perusahaan.

Karena itu, Sabtu lalu (29/9) Nayumi melakukan peletakan batu pertama Nayumi Samtower (NST) di Kota Malang, yang menyasar mahasiswa.

Proyek senilai Rp370 miliar itu berkonsep hotel, apartemen dan kawasan bisnis dalam satu kawasan di tanah 4.900 meter persegi, dengan harga mulai dari Rp350 juta per unit.

"Kita menyasar mahasiswa, karena itu harganya disesuaikan, tetapi dengan fasilitas berstandar hotel bintang tiga," ujar Rusdi.

Karena itu pula, lima bulan sejak diperkenalkan sudah terjual 35 persen, dan diharapkan jadi 55 persen di akhir tahun setelah "ground breaking".

Sebagian besar pembeli --mayoritas warga Malang, baik perantau maupun warga kota berhawa sejuk itu-- menjadikannya sebagai lahan investasi karena kecamatan Lowokwaru saja memiliki 26 dari 62 universitas di Kota Malang, diantaranya Universitas Brawijaya, Universitas Muhamadiyah Malang, Unisma dan Poltema.?

Kelebihan apartemen, kata presenter dan penyiar radio Muhammad Farhan yang hadir di peletakan batu pertama, tidak sekadar disewakan bulanan atau tahunan, tetapi juga harian bagi keluarga, wisatawan atau pebisnis yang ingin merasakan suasana rumah.

"Kondisi itu yang kini terjadi di Bandung, dimana apartemen disewakan harian seperti kamar hotel," ucap Farhan.

Kondisi itu sudah jamak di kota-kota besar seperti Jakarta, Kualalumpur dan Singapura dengan harga lebih murah tetapi dengan fasilitas keluarga.?

Pemasarannya juga mudah karena sudah banyak jasa daring (online) yang berbiaya murah dan berjangkauan luas.

Baca juga: Pencari properti masih optimististis dengan iklim pasar properti nasional

 

Pewarta: Erafzon Saptiyulda AS
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018