Jakarta, 30/9 (Antara) - Belum sepenuhnya pulih setelah gempa bumi mengguncang Pulau Lombok, akhir Juli lalu, Indonesia kembali "diuji" dengan bencana serupa. Kali ini terjadi Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR dengan pusat di kedalaman 10 kilometer pada 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah, terjadi pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB.

Gempa bumi ini telah memicu tsunami setinggi 0,5 hingga enam meter di pesisir barat Sulawesi Tengah.

Bencana alam ini mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan terluka, serta kerusakan parah di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.

Hingga Minggu siang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia mencapai 832 jiwa, sementara korban luka-luka sebanyak 540 orang.

Gempa bumi dan tsunami juga menyebabkan ribuan orang harus mengungsi ke lokasi aman, serta puluhan ribu rumah rusak.

Jumlah  tersebut diperkirakan akan terus bertambah karena para petugas dari instansi terkait masih terus melakukan pencarian dan evakuasi terhadap para korban.

Menyadari masifnya dampak gempa bumi dan tsunami, lima pemerintah daerah di Sulawesi Tengah telah menetapkan status tanggap darurat yang berlaku sejak 28 September hingga 11 Oktober 2018.

Penetapan masa tanggap darurat oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong tersebut digunakan sebagai dasar hukum penyaluran bantuan dari kementerian dan lembaga.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melalui radiogram telah menginstruksikan agar pemerintah provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Mamuju dan sekitarnya untuk segera mengirim bantuan peralatan dan logistik, tenaga medis, bahan makanan dan obat-obatan, ambulans, pakaian, tenda, dan lain sebagainya yang dibutuhkan dalam keadaan darurat.

Tjahjo juga meminta Pemda sekitar untuk mengerahkan Satpol PP dan petugas pemadam kebakaran untuk turut cepat menolong korban.

"Saya memerintahkan kepada Wali Kota Palu dan Bupati Donggala untuk segera mengeluarkan SK tentang pernyataan keadaan darurat bencana supaya Pemda punya payung hukum untuk menggunakan sumber pembiayaan APBN," ujar Tjahjo.
 

Presiden Joko Widodo ketika meninjau kerusakan akibat gempa bumi di Kota Palu, Sulteng pada Minggu (30/9/2018). (Biro Pers Setpres/Istimewa)


Presiden Joko Widodo yang sedang melakukan kunjungan kerja di Solo, Jawa Tengah pun, memutuskan mempersingkat kunjungannya di Solo dan bertolak ke Kota Palu untuk meninjau langsung daerah  bencana.

Presiden Jokowi yang tiba di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Kota Palu pada Minggu, langsung memimpin rapat terbatas serta meminta tim penyelamat yang terdiri atas pasukan TNI untuk bekerja keras melakukan evakuasi korban gempa bumi dan tsunami.

"Saya minta saudara-saudara semuanya siap untuk bekerja siang dan malam menyelesaikan yang berkaitan dengan evakuasi. Siap?" kata Presiden kepada prajurit TNI usai ratas di pelataran Bandara Palu yang ditanggapi sigap dengan jawaban "siap" oleh pasukan.

Presiden yang mengenakan jaket loreng hijau hitam TNI meminta kesiapan para personel TNI untuk membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.

"Juga bekerja keras bersama-sama dengan masyarakat, dengan seluruh komponen Polri, masyarakat dan seluruh lembaga dan kementerian agar kita semuanya bisa segera menyelesaikan persoalan yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah ini," demikian Presiden dalam keterangan melalui i Deputi Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Setelah rapat terbatas, Presiden dan rombongan meninjau sejumlah kawasan terdampak bencana diantaranya Perumnas Balaroa tempat  banyak rumah warga ambruk, Pantai Talise yang merupakan tempat wisata utama di Palu dan terdampak tsunami paling parah, Rumah Sakit Undata tempat para korban dirawat, serta Posko pengungsi di Lapangan Vatulemo.

Pemerintah, menurut Presiden, terus berupaya cepat dalam memitigasi dampak gempa bumi dan tsunami, meskipun prosesnya tidak mudah karena banyak akses jalan terputus ditambah lagi kondisi listrik dan jaringan komunikasi yang sementara tidak dapat beroperasi.

Presiden berharap masyarakat bisa bersabar menanti bantuan darurat, hingga nanti menuju tahap rehebilitasi dan rekonstruksi rumah-rumah penduduk.

 

Bantuan

Fitria, salah satu warga Kota Palu yang terdampak gempa, mengharapkan segera datangnya bantuan terutama makanan dan air minum.

Hingga hari ketiga pascabencana, ia mengaku belum menerima bantuan apapun dari pemerintah.

"Kalau pakaian masih ada yang selamat dan bisa kami pakai. Tapi kalau makanan kami butuh sekali itu, dengan obat-obatan dan air. Sembako lah," kata Fitria kepada Antara di Palu, Minggu.

Berdasarkan pantauan pewarta foto Antara Muhammad Adimaja di Kota Palu, beberapa toko dan warung klontong  sudah mulai ada yang buka. 

Namun, harga jual kebutuhan sehari-hari itu menjadi tinggi.

"Minuman kemasan dijual mulai harga Rp7.000 hingga Rp15.000. Rokok dijual Rp30.000 per bungkus," ujar dia.

Berdasarkan pantauan di lapangan proses evakuasi korban gempa dan tsunami di Kota Palu terkendala kurangnya alat berat. Semua masih dilakukan secara manual oleh Basarnas.

Hingga saat ini pasokan listrik dan telekomunikasi belum kembali normal. Warga pun beramai-ramai mengambil BBM di mobil-mobil tangki Pertamina, selain mengambil makanan dan minuman dari toko atau warung yang masih tutup.

Sebuah Hercules C130 telah diberangkatkan dari Pangkalan TNI Angkatan Udara Samratulangi (Lanudsri) Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Minggu, membawa bantuan bagi korban gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala.

Selain membawa bahan logistik seperti makanan dan obat-obatan, pesawat tersebut juga membawa serta relawan, tenaga medis, keluarga korban, serta alat berat jenis Backhoe Loader.

Memang selain logistik kebutuhan dasar, saat ini Kota Palu dan Donggala sangat membutuhkan alat-alat berat untuk memudahkan upaya evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan bangunan.

 

Anggota TNI menyiapkan bantuan berupa bahan logistik di posko utama Landasan Udara Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (30/9/2018). Sejumlah instansi pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan di Sulsel mengirimkan bantuan sembako untuk korban gempa bumi yang terjadi di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.


Badan Usaha Milik Negara (BUMN) satu persatu juga melakukan aksi tanggap bencana dengan mengalirkan berbagai bantuan bantuan bagi korban terdampak gempa bumi.

Sejumlah bank BUMN, salah satunya BNI, telah mengirimkan 360 selimut, 400 handuk, 600 potong pakaian, dan 12 set tenda berukuran besar. 

Sementara itu, Bank BRI telah menyalurkan bantuan senilai lebih dari Rp200 juta berupa bantuan bahan pangan, obat-obatan, dan keperluan lainnya yang dibutuhkan korban bencana. Bank BRI juga membuka posko tanggap darurat BRI Peduli di lokasi Kabupaten Parigi dan Palu.

Selain memberikan bantuan, Bank BRI maupun Bank BNI juga memastikan layanan perbankan ke warga setempat akan tetap beroperasi sehingga kegiatan perekonomian dapat segera berangsur pulih.

Sementara itu, Jasa Raharja telah membentuk tim penanganan dan pemulihan di wilayah yang terdampak dengan mengirimkan bantuan obat dan makanan, yang langsung disalurkan pada daerah yang terdampak bencana di Kota Palu dan Donggala. 

Jasa Raharja juga mengerahkan bantuan tenaga dan bantuan obat obatan, makanan siap guna dan kebutuhan dasar seperti pembalut wanita, selimut, popok bayi, dan alat penerangan.

Pada fase pemulihan dan fase rekonstruksi, tim Jasa Raharja akan melakukan inventarisasi dan penilaian terhadap sarana dan prasarana yang perlu direvitalisasi yang berkoordinasi dengan BUMN Peduli dan instansi terkait untuk menentukan bentuk sinergi program atau bantuan yang diperlukan.
 

Sebuah mobil terhempas di antara reruntuhan rumah di Perumnas Bala Roa, Palu, Minggu (30/9/2018). BNPB merilis jumlah korban yang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu tercatat 420 orang hingga Sabtu malam. ANTARA FOTO/Darwin Fatir/foc.

Tidak hanya dari pemerintah dan perusahaan, bantuan untuk korban terdampak gempa bumi juga mengalir dari organisasi-organisasi masyarakat.

Gerakan gabungan Universitas Indonesia (UI) Peduli menyatakan kesiapannya untuk menerima dan menyalurkan bantuan dalam bentuk uang maupun logistik.

Donasi dalam bentuk uang tunai dapat dikirim melalui rekening BNI atas nama UI Peduli 127-300-1277, sementara bantuan logistik dapat dikirim langsung ke Posko Penerima Bantuan di Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UI, Depok.

Sementara itu, lembaga nirlaba Dompet Dhuafa juga siap mengerahkan bantuan berupa pendampingan psikologis (Psychological First Aid/PFA) bagi para korban.

Bantuan ini sangat diperlukan untuk pemulihan psikologis para korban yang menghadapi trauma pascabencana, agar mereka dapat lekas termotivasi untuk bangkit dari musibah.

Dompet Dhuafa mengajak masyarakat yang ingin bergabung menjadi relawan, khususnya mereka dengan latar belakang ilmu psikologi, atau psikososial.

"Kami membuka kesempatan untuk masyarakat luas yang ingin bergabung menjadi relawan PFA, terutama dari kampus-kampus yang punya sumber daya di bidang psikologi. Otomatis pascagempa, korban butuh banyak bantuan," kata Humas Dompet Dhuafa Jakarta Bani Kiswanti. ***4***

Baca juga: KRI Makassar berangkatkan ribuan sukarelawan ke Sulteng

Baca juga: ACT tangkal hoax bangun pusat informasi di Palu

Baca juga: Terminal BBM Donggala mulai salurkan BBM

Baca juga: PLN manfaatkan 10 genset tambahan

Baca juga: Kemenkes terus perkuat tim kesehatan tanggap bencana Palu

Baca juga: Lembaga kemanusiaan Turki kirim tim ke Donggala

Baca juga: Pemuda dan mahasiswa Mamuju galang dana gempa


Editor: Wawan Indrawan
Copyright © ANTARA 2018