Jakarta (ANTARA News) - Penyanyi Glenn Fredley sukses menggelar konser tahunan "Tanda Mata" tahun ketiga.

Tanda Mata merupakan bentuk apresiasi yang dibuat Glenn Fredly untuk musisi Indonesia yang berkontribusi dalam perjalanan karir musik Glenn.

Setelah menggelar konser Tanda Mata untuk Ruth Sahanaya pada 2016, kemudian untuk Slank pada 2017, tahun ini konser tersebut ditujukan untuk Yovie Widianto.

"Regenerasi adalah energi besar untuk menstimulasi karya-karya baru. Yovie memberikan ruang besar bagi musisi baru. Salah satunya penyanyi yang diberikan kesempatan itu adalah saya," ujar Glenn dalam konser yang digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Minggu malam (30/9).

"Saya mendapat kesempatan besar bisa berkolaborasi bersama Yovie. Dari awal karir saya, saya diberi kesempatan untuk menulis lirik untuk lagu "Kasih Putih"," lanjut Glenn.

Glenn kemudian mengatakan potensi musisi tidak hanya terpusat di Jakarta. Ambon, yang dicanangkan menjadi Kota Musik Dunia pada 2019, menurut Glenn menyimpan banyak "mutiara."

Kak 5, grup vokal asal Kota Ambon, Maluku, menjadi perwakilan "mutiara-mutiara dari timur."

Grup vokal yang terdiri dari empat penyanyi dan satu music director ini membawakan lagu-lagu Yovie secara medley, antara lain "Dirantau," "Tak Sebebas Merpati," "Menanti," "Cinta Sudah Lewat," Engga Ngerti," "Soulmate," "Seandainya Aku Bisa Terbang," dan "Tak Akan Terganti."

Kak 5 berhasil menyihir penonton dengan suara dan aransemen yang dilakukan. Suara kagum terdengan selama penampilan mereka, bahkan di akhir penampilan, Kak 5 mendapat standing ovation dari para penonton.

"Ini bentuk bahwa kemampuan musikalitas tidak selalu terpusat di Jakarta. Potensi yang tersebar di Indonesia harus kita highlight, harus kita dukung," ujar Glenn.

Kepedulian Yovie terhadap bahasa daerah juga dibawa Glenn ke dalam konser "Tanda Mata."
 
Yovie Widianto (kiri) bersama Glenn Fredly (kanan) usai konser "Tanda Mata Glenn Fredly untuk Yovie Widianto" di Ciputra Artpreneur Jakarta, Minggu malam (30/9/2018). (ANTARA News/Arindra Meodia)


Lagu "Lajeungan" dibawakan oleh dua anak muda jebolan "Di Atas Rata-Rata," pencarian bakat dari Erwin dan Gita Gutawa, Kevin Sulthan dan Woro Mustiko.

Kevin yang baru berusia 13 tahun memainkan piano sambil berduet dengan Woro yang merupakan penyanyi keroncong. Menariknya, tak hanya menyanyi, Woro juga memainkan wayang alias menjadi dalang di sela penampilannya.

Sontak, sajian musik yang unik ini mendapat apresiasi dari para penonton.

Tak hanya musisi baru, sebagaimana tujuan digelarnya Tanda Mata -- mengapresiasi musisi pop Indonesia seklaigus menjadi bentuk penghargaan bagi ekosistem -- konser tersebut juga menghadirkan penyanyi yang sudah tidak asing lagi, Sandhy Sandoro.

Sandhy membawakan lagu "Bukan Untukku" yang dipopulerkan oleh Rio Febrian.

Konser semakin menarik, ketika sang pionir rockabilly di skena muda Nusantara, The Hydrant, ikut mewarnai konser.

Dengan aliran musik dan gaya khas musik asal Amerika Serikat yang populer pada tahun 50-an, kuartet asal Bali itu membawakan lagu "Ada Cinta," yang dipopulerkan oleh grup vokal Bening.

Konser semakin berwarna ketika stand up comedian Arie Keriting muncul. Kehadiran Arie Kriting rasanya membuat musik tak canggung berdekatan dengan komedi.

Analisa musik di Indonesia Timur dari Arie Kriting sukses mengocok perut penonton.

Kembali pada sajian musik. Konser Tanda Mata menjadi tempat bagi The Soulful untuk merilis single ke-2 mereka berjudul "Tak Menjauh," ciptaan Yovie Widianto. Grup musik yang disebut Glen "Kahitna masa kini" tersebut akan merilis album pertamanya pada Maret 2019.
 
The Soulful saat membawakan lagu "Tak Menjauh" di konser "Tanda Mata untuk Yovie Widianto" yang digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Minggu malam (30/9). (ANTARA News/Arindra Meodia)


Melintasi generasi. Macan festival kelas dunia yang pernah mengalahkan Celine Dion dalam festival lagu populer di Jepang, Harvey Malaihollo juga meramaikan konser.

Tak tanggung-tanggung, kehadiran Harvey juga didampingi penyanyi popular tahun 1970-an Grace Simon sebagai teman duet untuk lagu "Katakan Saja." Penampilan keduanya juga diiringi petikan bass dari Yance Manusama.
 
Harvey Malaihollo dan Grace Simon (tengah) di konser "Tanda Mata untuk Yovie Widianto" yang digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Minggu malam (30/9). (ANTARA News/Arindra Meodia)


Penonton kemudian diajak untuk mengenang para musisi yang telah mendedikasikan hidup mereka lewat karya bagi kemajuan musik Tanah Air -- mereka yang telah berpulang ke Sang Pencipta pada September 2017-September 2018.

Foto hitam putih bergiliran tampil di layar. Di antara foto-foto tersebut terdapat Ben Panjaitan yang meninggal pada 24 Oktober 2017 dan Yon Koeswoyo pada tutup usia pada 5 Januari 2018.

Seakan menjelaskan tentang regenerasi, musisi muda Gerald Situmorang tampil bermain gitar mengiringi penyanyi muda berbakat Eva Celia membawakan lagu "Janji Di Atas Ingkar," yang dipopulerkan oleh Audy Item.

Kolaborasi mengejutkan lintas generasi juga tercipta di panggung Tanda Mata. Gugun dari Gugun Blues Shelter yang tadinya hanya berduet dengan Marcello Tahitoe atau akrab disapa "Ello," harus rela berbagi panggung dengan legenda rock Tanah Air, Ikang Fawzi.

Mereka membawakan lagu "Tak Setampan Romeo" dari Yovie and the Nuno yang diaransemen menjadi musik rock.

 Kolaborasi mengejutkan juga terjadi di penghujung konser dengan kehadiran Iwa K dan Iqbaal Ramadhan "Dilan" menyanyikan lagu "Malam Ini Indah."

Glenn menutup konser berdurasi tiga jam tersebut dengan "Kasih Putih." Lagu ciptaan Yovie Widianto yang membuka karir bermusik pria yang genap berusia 42 tahun pada saat konser digelar.

Baca juga: "Cerita Cinta" buka konser Tanda Mata Glenn Fredly

Baca juga: Tahun ketiga Tanda Mata, Glenn Fredly pilih tema "Yovie Widianto"

Baca juga: Glenn Fredly berikan sebagian hasil penjualan tiket konser untuk korban Palu

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018