Jakarta (ANTARA News) - Kehadiran Pocophone di Indonesia sempat menjadi buah bibir di dunia maya, pasalnya merk baru ini merupakan subsider Xiaomi yang dikenal mengusung harga terjangkau.

Tidak lama setelah India, Indonesia mendapatkan F1, produk pertama Pocophone di industri ponsel pintar ini.

Pocophone mengikuti jejak Xiaomi menghadirkan harga terjangkau dengan spesifikasi tinggi, perbedaannya Poco tidak tanggung-tanggung menjual ponsel bertenaga Snapdragon 845 dengan harga sekitar Rp5juta.

 

Hasil foto kamera belakang Pocophone F1 saat malam hari. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)

Tentu ada harga yang harus dibayar mengingat spesifikasi galak yang dipasang Pocophone ini, ada fitur-fitur ponsel high-end yang belum ditemukan di F1.

Berikut ini pengalaman Antara memakai Pocophone F1 selama beberapa pekan.


Bodi dan rancangan

Pocophone F1 memiliki layar 6,18 inci denga 500nits ultra bright, rasio aspek 18,7:9. Layar ini dikemas dalam bodi berukuran 155.5 x 75.3 x 8.8 milimeter.

Ponsel perdana dari Poco ini menggunakan material plastik untuk bodi ponsel bagian belakang, menjadikannya ringan. Sayangnya, pemilihan material membuat tampilan Pocophone F1 kurang terlihat mewah jika dibandingkan ponsel lain di kelasnya.

Tampilan bodi belakang Pocophone F1. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)

Pocophone mengikuti ponsel mahal dengan menghadirkan poni atau notch. Poco mengakomodasi pengguna yang tidak menyukai notch, bisa dihilangkan melalui pengaturan di menu Full Screen Display.

Pilihan menyala-matikan notch sebenarnya bukan hal baru di ponsel, vendor lain, LG ,sudah memasangnya di ThinkQ G7+. Notch memberikan tampilan layar yang lebih luas, namun, ada sebagian pengguna yang menganggap notch membuat layar ponsel kurang nyaman saat dilihat.

Ketika mengaktifkan notch, notifikasi waktu, baterai dan jaringan akan berada di sisi yang menjorok ke atas. Jika dimatikan, notifikasi tersebut akan berada sejajar di layar.

Dengan atau tanpa notch, Antara tidak merasakan ada perbedaan yang signifikan dari segi menikmati konten dan aplikasi di Pocophone F1. 

Tampilan depan ponsel sepenuhnya virtual, Poco tidak menyediakan home button. Tiga menu yang berada di bawah pun dibuat virtual, berada di dalam layar.

Poco menempatkan pemindai sidik jari di bodi belakang ponsel, letaknya berada di urutan terbawah dari kamera vertikal. Poco juga mengadopsi desain kamera ganda belakang vertikal, yang sebelumnya diperkenalkan Apple di iPhone X.

Letak berurutan kamera dengan sensor sidik jari ini menimbulkan risiko kamera kotor akibat tersentuh jari jika salah menempatkannya.


Perangkat lunak

Pocophone berjalan dengan sistem operasi yang dikembangkan Xiaomi, MIUI. F1 sudah berjalan dengan sistem operasi MIUI 9, namun, masih perlu pemutakhiran ke versi terbaru saat pertama kali diaktifkan.

Pocophone memasang sejumlah aplikasi bawaan di ponsel ini, seperti MIUI Forum, Mi Drop, yang juga ditemukan di ponsel Xiaomi.

Dari segi tampilan, terdapat sedikit perbedaan dengan MIUI yang ada Xiaomi, Pocophone terlihat seperti mengadopsi Android murni di tampilan laci atas yang baru muncul ketika menarik layar ke bawah.

Selain itu, F1 juga memiliki laci atau tray di bagian bawah untuk menampilkan menu berisi aplikasi-aplikasi yang sudah terpasang.

Salah satu kekurangan Pocophone, mereka tidak memasukkan aplikasi atau fitur-fitur yang kerap ditemukan di ponsel flagship, misalnya kemampuan membuat GIF tanpa perlu aplikasi tambahan. Aplikasi bawaan yang ada di Pocophone F1 tergolong aplikasi standar yang ditemukan di ponsel Xiaomi.

Dengan kemampuan performa yang tinggi, Pocophone F1 belum mendukung NFC, sebagai perbandingan Asus Zenfone 5 di kisaran harga yang sama sudah memasang NFC.

Pocophone F1 memberikan opsi pengamanan berlapis dengan kunci pola, sidik jari dan pemindai wajah atau face unlock.
 

Hasil foto kamera belakang Pocophone F1 modus Photo reguler. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Kamera

Pocophone tidak mengklaim diri sebagai ahli swafoto, namun, mereka memasang kamera depan 20MP yang memiliki fitur Beautify.

Hasil foto kamera depan Pocophone F1 modus Portrait dengan efek bokeh. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)


Kecerdasan buatan juga dibenamkan di kamera ganda belakang, konfigurasi 12MP dan 5MP. Foto yang diambil dengan mengaktifkan fitur AI memiliki hasil yang lebih terang daripada ketika mengambil foto tanpa AI.

Konsekuensi mengaktifkan AI saat memotret, respons kamera terhadap gerakan melambat. Fitur ini lebih cocok digunakan untuk mengambil objek gambar yang tidak bergerak, misalnya pemandangan alam atau makanan.
 

Hasil foto kamera belakang Pocophone F1 tanpa fitur kecerdasan buatan (AI). (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Hasil foto kamera belakang Pocophone F1 dengan fitur kecerdasan buatan (AI). (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Fitur yang paling sering dimanfaatkan dari kamera belakang adalah kemampuannya menghasilan efek bokeh melalui modus Portrait sehingga seolah-olah dijepret bukan dari kamera ponsel. 

Hasil foto dengan modus ini terbilang baik, jika pun ada kebocoran, masih dapat ditolerir, misalnya jika objek yang difoto memiliki celah di sekitarnya. Cara memotret dengan modus Portrait pun mudah, cukup ikuti arahan jarak dari ponsel agar menghasilkan latar belakang kabur.

Hasil percobaan Antara, modus ini lebih cocok digunakan untuk memotret manusia atau objek yang besar dibandingkan objek yang kecil. Ponsel selalu mengeluarkan notifikasi untuk menjauh ketika memotret objek yang kecil, misalnya mainan.

Hasil foto kamera belakang Pocophone F1 dengan modus Portrait yang menghasilkan efek bokeh. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Performa

Keunggulan Pocophone terletak pada dapur pacu, tidak tanggung-tanggung mereka memasang Snapdragon 845, konfigurasi RAM 6GB dan kapasitas penyimpanan internal 64GB.

Kemampuan chipset dari Qualcomm ini disandingkan dengan CPU octa-core Max 2,8GHz dan GPU Adreno 630. Konfigurasi besar ini membuat pengguna tidak perlu khawatir kinerja ponsel akan melambat jika dipasangi aplikasi berat.

Antara mencoba memasang gim mobile PUBG sebesar 1,5GB, selain aplikasi tambahan standard seperti beberapa aplikasi mengirim pesan, email, olahraga dan ojek online.

Gim dapat berjalan mulus, tidak ada gambar yang patah-patah dan tidak ada lag selama bermain.

Baterai 4.000mAh di F1 mendukung pemakaian berat, bermain gim PUBG selama sekitar 1,5 jam, memakan baterai dari 72 persen ke 46 persen.

Baterai dan charger bawaan dari Pocophone F1 sudah mendukung fast charging, Antara menguji coba mengisi daya dari 0 persen hingga 25 persen dalam waktu 30 menit, kondisi ponsel mati.

Saat mencoba mengisi daya dari 17 persen menjadi 43 persen dalam 30 menit, kondisi ponsel menyala.

 

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018