Data-data ekonomi pada awal bulan ini diharapkan memberikan sentimen positif pada mata uang rupiah
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah tipis sebesar empat poin menjadi Rp14.900 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.896 per dolar AS.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa pergerakan negatif masih terjadi pada mata uang rupiah di tengah minimnya sentimen positif yang beredar.

"Pascadinaikannya tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (7-Day Reverse Repo Rate), belum banyak berimbas pada rupiah," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar uang juga menilai sentimen perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok belum akan usai dalam waktu dekat sehingga membuat permintaan terhadap mata uang "safe haven" seperti dolar AS masih meningkat.

"Selain itu, penguatan dolar AS juga didukung kenaikan sejumlah data-data ekonomi AS," katanya.

Ia mengharapkan data-data ekonomi di awal bulan ini memberikan sentimen positif pada mata uang rupiah serta dapat mengimbangi sejumlah sentimen yang menekan mata uang domestik.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan mata uang dolar AS cenderung menguat terhadap mata uang utama dunia seiring potensi berlanjutnya kenaikan suku bunga AS.

"Sebagian investor mulai bereaksi terkait kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang akan terus berlanjut hingga tahun depan," katanya.

Baca juga: Rupiah relatif terjaga setelah kenaikan bunga acuan
Baca juga: BI naikkan bunga acuan Jadi 5,75 persen
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018