Volume barang yang diangkut melalui laut bisa besar antara 200 ton hingga 1.000 ton
Jakarta (ANTARA News)  - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyarankan pengiriman bantuan dan evakuasi masyarakat, yang ingin meninggalkan Palu, Sulteng, melalui jalur laut.

"Kalau melalui udara itu kan terbatas, slotnya terbatas, jumlah yang diangkut terbatas. Sementara, mulai hari ini Pelabuhan Pantoloan di Palu sudah buka," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta,  Senin.

Ia menyebutkan pada Minggu (30/9), juga sudah ada dua kapal roro dari Balikpapan yang masuk ke pelabuhan itu.

"Tadi pagi, sudah ada dua kapal dari Bitung dan Balikpapan ke Pantoloan," katanya.

Ia menyebutkan volume barang yang diangkut melalui pelabuhan laut bisa besar antara 200 ton hingga 1.000 ton.

Ia menyebutkan kapal roro dapat memuat 20 truk, jika satu truk memuat 20 ton berartii 400 ton bisa diangkut.

"Jadi, mestinya bantuan lewat kapal yang diutamakan, karena masif, besar. 

Ia mengatajan sudah menugaskan Pelindo IV, ASDP, KSOP Pantoloan untuk bekerja sama dengan  TNI/Polri untuk melakukan pengamanan di sana. Dengan adanya kepastian keamanan, barang-barang itu gampang datang. 

"Itu juga bisa dilakukan untuk orang-orang yang mau keluar dari Palu. Saya akan tugaskan khusus mereka untuk melakukan itu," katanya.

Bahkan, ia sudah berkomunikasi dengan KSAL dan meminta kapal dari Makassar dari Surabaya itu supaya langsung ke Pantoloan saja.

Sementara, mengenai pengepungan bandara oleh warga yang meminta bantuan, Menhub mengatakan sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perhubungan Udara untuk mengurangi orang yang berada di bandara.

"Kapasitas dari angkutan udara dan komersial ini kan relatif sedikit. Maka kami minta orang-orang yang ada di situ dibatasi," katanya.

Ia juga meminta penerbangan komersial mulai beraktivitas kembali. "Saya catat mungkin 12 penerbangan yang ada di sana, ada Lion, ada Sriwijaya, Garuda, Wings, yang akan berjalan," katanya.

Ia mengatakan untuk pengamanan bandara, pihaknya sudah meminta bantuan Paskhas TNI AU, Polri dan Korem setempat.

Ia mengatakan saat ini penerbangan komersial dan penerbangan pengangkut bantuan berjalan bersama sama.

"Dengan 12 jam operasi dibagi 40 penerbangan maka ada empat take off dan landing per jam, jadi relatif bisa teratasi karena bantuan grandhandilng dari Makassar sudah datang," katanya.

Ia menyebutkan dengan panjang landasan pacu saat ini, pesawat yang dapat beroperasi adalah jenis ATR atau Boeing 737-500.

"Itu yang punya TNI AU dan Sriwijaya Air,  Boeing 737-500 dapat memuat 200 orang dan ATR bisa 70-an orang," jelas Menhub.

Baca juga: Menhub targetkan perbaikan Bandara Palu tiga minggu
Baca juga: BNPB: korban meninggal gempa dan tsunami Sulteng mencapai 844 orang


 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018