Ini juga kehilangan mendalam bagi dunia pariwisata Sulut
Manado  (ANTARA News) -  Isak tangis keluarga dan kerabat mewarnai kedatangan dua jenazah atlet paralayang Sulawesi Utara (Sulut) yang menjadi korban bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.

 Suasana haru terjadi, saat jenazah korban bencana masing-masing Petra Mandagi dan Glen Mononutu, tiba dengan pesawat Hercules C130 di Pangkalan TNI Udara Samratulangi (Lanudsri) Manado, Selasa.

 Saat tiba, kedua jenazah tersebut dijemput Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Ketua Harian KONI Sulut, Theo Kawatu, Sekda Sulut Edwin Silangen serta Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sulut, Marcel Sendoh.

 Gubernur Olly Dondokambey mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut menyatakan berduka sedalam-dalamnya atas kepergian kedua atlet tersebut.

 Kedua atlet tersebut  merupakan atlet paralayang yang andal, dan merupakan harapan Sulut dalam meraih medali emas pada PON 2020.  "Dengan kepergian ini kami merasa sangat kehilangan," kata Gubernur.

Kedua atlet tersebut juga banyak membantu  perkembangan pariwisata Sulut, dengan banyak menjadi mentor dalam rangka memberikan pelayanan bagi turis asing yang mau  menikmati pemandangan Sulut dari udara,  katanya

"Ini juga kehilangan mendalam bagi dunia pariwisata Sulut," katanya.

 Ketua Harian KONI Sulut, Theo Kawatu mengatakan merasa kehilangan dengan kepergian kedua atlet yang merupakan andalan Sulut. "KONI Sulut ikut berbelasungkawa atas kepergian kedua atlet tersebut," katanya.

 Petra Mandagi dan Glen Mononutu atlet paralayang Sulut  berpartisipasi dalam lomba paralayang memperingati Hari Jadi kota Palu, dan menginap di Hotel Roa Roa. Mereka menjadi korban bencana gempa di Palu pada Jumat (28/9).

Baca juga: Dua jenazah atlet paralayang Sulut dievakuasi
Baca juga: Tujuh atlet Paralayang belum ditemukan di Palu

 

Pewarta: Jorie MR Darondo
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018