Jakarta (ANTARA News) - Kiper Liverpool asal Brazil Alisson mengaku bahwa ia sangat sedih menjelang kepindahannya dari AS Roma ke Liverpool pada musim panas silam.

Pria 26 tahun itu menjadi incaran utama manajer Reds Juergen Klopp saat ia memutuskan perlu mendatangkan kiper baru ke Anfield.

Legiun Brazil tersebut dinilai memiliki semua atribut yang diperlukan untuk bersinar di Inggris dan menghadirkan jawaban bagi masalah problematis di Merseyside.

Liverpool akhirnya mampu mewujudkan transfer tersebut, namun Alisson sempat begitu sedih saat harus meninggalkan klub ibukota Italia.

Baca juga: Liverpool buat Alisson jadi kiper dengan bayaran rekor dunia

"Meninggalkan Roma merupakan hal yang sulit," ucapnya kepada Gazzetta dello Sport.

"Saya banyak menangis, bersama istri saya. Itulah satu-satunya hal yang saya dapat jujur menyampaikannya. Saya membuat keputusan profesional, langkah maju dalam karier saya dan untuk Roma, yang mendapat bayaran dalam jumlah besar."

"Saya memutuskan dengan kepala saya untuk pergi ke Liverpool, namun hati saya berurai air mata. Saya menghabiskan dua tahun di Roma. Putri saya lahir di sana dan saya memiliki banyak teman di luar sepak bola di sana."

Meski sempat bersedih, Alisson menyadari bahwa pergi ke Liverpool merupakan pilihan yang tepat, khususnya karena klub itu diarsiteki Juergen Klopp.

Klopp merupakan sosok yang telah lama dikagumi Alisson, dan salah satu orang yang berjuang keras untuk mendapatkan jasanya dan membuat dirinya dinilai setinggi mungkin.

"Ketika kedua klub mencapai kesepakatan, Klopp beberapa kali menghubungi saya melalui FaceTime dan ia menjelaskan proyeknya, dan apa yang akan kami lakukan bersama," papar kiper utama timnas Brazil ini.

"Saya telah lama mengaguminya, sejak ia masih bekerja di Dortmund. Saya suka dilatih dia karena ia tidak banyak bicara, namun ia selalu tahu apa yang perlu dikatakan dan bagaimana mengatakannya."

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018