Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyinggung mengenai upaya perdamaian Palestina.

"Kalau kita ingin membantu perdamaian suatu negara, mesti mengenal kedua belah pihak. Karena itu, begitu kenalan (dengan Netanyahu) ya kita bicara-bicaralah soal perdamaian," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa.

Wapres JK menjelaskan pertemuannya dengan PM Netanyahu bukanlah pertemuan rahasia yang sudah diagendakan sebelumnya. Pertemuan itu terjadi secara tidak sengaja ketika keduanya menghadiri Sidang Umum Tahunan PBB di New York, Amerika Serikat.

"Di PBB itu hadir 190 kepala negara, presiden, wapres, perdana menteri dan sebagainya; banyak acara bersamaan. Jadi, ketemu dengan siapa saja itu masa ditolak? (Netanyahu) Ada di sebelah saya, masa tiba-tiba saya menghindar," katanya.

Meskipun Indonesia dan Israel tidak memiliki sejarah hubungan diplomatik, bukan berarti kepala negara masing-masing negara tidak saling bertegur sapa ketika bertemu di acara internasional.

"Tidak ada pertemuan pribadi, karena itu multilateral. Tidak bisa anggota PBB saling menghindar, Amerika saja dengan Rusia duduk bersama (di Sidang Tahunan PBB)," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan di The Jerusalem Post bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu secara "rahasia" di New York, Amerika Serikat.

"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melakukan pertemuan rahasia dengan Wakil Presiden Indonesia di New York," demikian diberitakan The Jerusalem Post, Minggu (30/9) dengan mengutip Radio Tentara Israel.

Dalam pemberitaan itu disebutkan selain di masa pemerintahan PM Yitzhak Rabin, Indonesia tidak pernah memiliki hubungan diplomatik secara resmi dengan Israel, namun kedua negara memiliki kerja sama perdagangan dan pariwisata. 

Baca juga: Wapres JK-PM Netanyahu diberitakan bertemu "Rahasia"
Baca juga: Wapres: Indonesia siap tambah pasukan perdamaian PBB
Baca juga: Wapres serukan dunia tak lagi mencari superhero


Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018